oleh:
KH.Bachtiar Ahmad
================
Sambil menunggu jenazah yang akan kami
sholatkan di Musholla Al-Fath, “pak
Harahap” bertanya kepada saya: “Pak Haji, kan katanya Allah berfirman,
bahwa sholat itu mencegah orang dari perbuatan yang keji dan mungkar. Tapi
seperti yang banyak kita lihat, kenapa masih banyak orang yang sholat masih
saja melakukan perbuatan maksiat. Kira-kira benar nggak sholatnya orang-orang
semacam itu pak?”
Mendengar pertanyaan yang “klasik” semacam
itu saya cuma tersenyum dan kemudian menjawab pertanyaan pak Harahap tersebut:
“Allah Maha Benar dengan segala Firman-Nya; dan orang-orang semacam itu juga
benar dengan penafsirannya.”
“Ha, macam mana pula tu pak Haji? Tafsir
yang macam mana pula yang benar tu pak?”, pak Harahap balik bertanya dengan
“logat” Medan-nya.
Saya balik bertanya sama pak Harahap: “Pak,
pernah tidak bapak lihat orang yang sedang sholat itu melakukan kemaksiatan;
misalnya sambil sholat dia mencuri atau korupsi; minum arak; main judi atau
sekurang-kurangnya bercakap yang buruk-buruk atau kotor?”
“Lah tak pernah lah pak Haji. Kalau macam
itu tentulah batal sholatnya”, dengan cepat pak Harahap menjawab pertanyaan
saya.
Kemudian saya pun bilang kepada beliau:
“Nah, jadi setidak-tidaknya orang yang bapak sebutkan itu berhasil mencegah
dirinya dari perbuatan maksiat disaat mereka sedang sholat. Dan itulah tafsiran
mereka atas Firman Allah Ta’ala yang bapak sebut itu.”
“Ha..ha..ha, pak haji bisa saja”, kata pak
Harahap sambil tergelak kecil mendengar celotehan saya. Dan obrolan terpaksa
kami hentikan lantaran rombongan yang mengusung jenazah sudah mendekati
Musholla. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi, 06 Jumadil Akhir 1436 H / 27
Maret 2015
KH.BACHTIAR AHMAD