Friday 1 May 2015

NASIHAT GURUKU (40): Memelihara hubungan kerabat.



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================


Anakku, hendaklah engkau menjadi orang yang selalu menjaga dan memelihara hubungan kekerabatan atau tali silaturahim dengan sesama; Baik dengan ahli keluarga yang masih punya hubungan atau ikatan darah, maupun dengan orang lain yang sama sekali tidak ada pertaliannya denganmu; Khususnya dengan sesama mukmin yang telah Allah Ta’ala nyatakan di dalam Kitab-Nya, bahwa mereka adalah bersaudara:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat: 10)

Hal ini sangat penting untuk kau ingat dan pelihara dalam kehidupanmu, karena sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengutuk atau melaknat orang-orang yang memutuskan hubungan kekerabatan sebagaimana yang Allah tegaskan di dalam Firman-Nya:

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? // Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (Q.S.Muhammad: 22-23)

Allah Ta’ala juga berfirman:

“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan (laknat Allah) dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Neraka Jahanam).” (Q.S.Ar-Ra’du: 25)

Anakku, oleh hal yang demikian itulah Rasulullah SAW telah bersabda, bahwa seseorang yang telah memutuskan hubungan kekerabatan atau silaturahim yang wajib ia pelihara dan jaga sebagaimana yang diperintahkan Allah Ta’ala tidak akan masuk surga sebagaimana yang diriwayatkan:

“Tidak akan masuk surga seorang yang pemutus, yakni pemutus tali kekerabatan”
(HR.Muttafaq ‘alaihi dari Jubair ibnu Muth’im r.a)

Anakku, jika ada orang zalim kepadamu atau yang engkau benci karena akhlaknya yang buruk, maka janganlah engkau putuskan silaturahim dengan mereka. Bergaullah dengan mereka semampu dan seperlunya,  agar engkau senantiasa mendapat pertolongan Allah. Karena hal inilah yang dipesankan oleh Rasulullah SAW kepada seseorang sebagaimana yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah r.a:

“Ada seseorang mengadu kepada Rasulullah SAW: “Sesungguhnya saya mempunyai keluarga. Saya selalu menyambung hubungan kekeluarga dengan mereka, tetapi mereka membalasnya dengan perbuatan jahat. Saya selalu menyantuni mereka, akan tetapi mereka tidak tahu diri.” Kemudian beliau (Rasulullah SAW) bersabda: “Seandainya keadaanmu seperti apa yang kamu katakan itu, maka seolah-olah kamu menaburkan abu panas kepada mereka dan kamu akan selalu mendapat pertolongan Allah Ta’ala karena perbuatan mereka itu, selama kamu masih tetap mengerjakan kebaikan tersebut.”  (HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a)

Anakku, mudah-mudahan kita akan selalu berada dalam pemeliharaan dan hubungan baik dengan Allah Ta’ala selama kita tetap menjaga dan memelihara tali silaturahim dengan hubungan keluarga dengan orang-orang yang ada disekitar kita seperti kata “Ummul Mukminin” Aisyah r.a bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

“Rahim itu tergantung di ‘Arasy dan berkata: “Siapa saja yang menyambungku, Allah akan menyambungnya dan siapa saja yang meutuskan denganku, maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya.” (HR. Muttafaq ‘alaihi)
Wallahua’lam

Jakarta, 8 Rajab 1436 H / 27April2015.
KH.Bachtiar Ahmad

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.