Beberapa sa’at setelah “amirul mukminin” Umar bin Khattab dimakamkan, maka kaum muslimin sepakat memilih Utsman bin Affan sebagai “khulafaur-rasyidin”. Usai dibaiat Utsman bin Affan berpidato di hadapan kaum muslimin. Dan setelah ia memuji Allah; bershalawat kepada Rasulullah SAW dan menyampaikan penghargaan dan pujian untuk pendahulunya; Abu Bakar As-Shiddiq r.a dan Umar bin Khattab r.a; Utsman (antara lain) berkata:
“Wahai kaum muslimin, hendaklah kalian takut kepada Allah, karena takut kepada Allah adalah salah satu karunia-NYA. Sesungguhnya orang yang paling bijaksana adalah mereka yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan sesudah lematiannya, serta mencari cahaya bagi kuburnya, yakni cahaya Allah. Hendaklah seorang hamba merasa takut akan dibangkitkan Allah dalam keadaan buta, padahal tadinya ia bisa melihat.”
“Wahai kaum muslimin; Sesungguhnya dunia ini dilipat di atas kepalsuan, maka janganlah kalian terpedaya oleh kehidupan duniawi dan jangan terpedaya oleh setan yang menipu, sehingga kalian lupa kepada Allah. Lemparkanlah dunia ini dimana Allah telah melemparkannya, dan carilah akhirat karena Allah telah membuat perumpaan untuk dunia ini dengan firman-Nya:
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angina; Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. // Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi: 45-46)
“Wahai kaum muslimin, sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada kalian, supaya kalian mencari akhirat dengannya dan tidak memberikannya kepada kalian sebagai suatu andalan hidup. Sesungguhnya dunia itu akan binasa dan akhirat akan kekal, maka lebihkanlah yang kekal dari yang binasa. Sesungguhnya dunia ini akan terputus dan kita akan kembali kepada Allah semata-mata.” (dipetik dan di-edit dari Kisah Para Sahabat)
Bagansiapiapi, 30 Muharram 1433 / 26 Desember 2011
KH.BACHTIAR AHMAD
No comments:
Post a Comment