Anakku, Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kita agar menjadi hamba yang “rabbaniyyah” atau hamba yang berakhlak dengan akhlak-NYA yang Maha Suci lagi Maha Mulia-Nya, yakni “hamba yang pema’af” sebagaimana yang diperintahkan-Nya:
“Jadilah engkau (hamba yang) pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”
(QS. Al-A’raaf: 199)
Sebab sesungguhnya Allah Ta’ala adalah Yang Maha Pema’af lagi Maha Pengampun sebagaimana yang diterangkan Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pem’aaf lagi Maha Pengampun.” (QS.Al-Hajj: 60)
Sedangkan seutama-utamanya pemberian maaf adalah disa’at-saat kita memiliki kekusaan dan kemampuan untuk membalas kejahatan orang lain sebagaimana yang Allah Ta’ala terangkan di dalam kitab-Nya:
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik; Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya DIA tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS. Asy-syuraa: 40)
Jika engkau melaksanakan perintah Allah tersebut dengan baik, maka insya Allah engkau akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda daripada hanya sekadar mema’afkan; sedangkan orang yang menzalimi dirimu akan mendapat hukuman yang lebih berat dan balasan yang lebih besar daripada kezaliman atau kejahatan yang telah diujikan Allah ke atas dirimu. Sebab bagaimanapun juga, apa saja kezaliman dan kejahatan yang engkau terima dari orang lain, pada hakikatnya adalah ujian Allah semata, sebagaimana firman-Nya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan (bermacam-macam) keburukan dan kebaikansebagai cobaan (yang sebenar-benarnya cobaan). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (Q.S.Al-Anbiyaa’: 35)
Laksanakanlah apa yang diperintahkan Allah Ta’ala dengan sebaik-naiknya, mudah-mudahan Dia akan selalu melembutkan hatimu dengan hidayah dan inayah-Nya. Wallahua’lam.
(dinukil
dan diedit dari HALAQAT AS-SALIKIN karangan SYAIKH ABDULLAH FATHURRAHMAN )
No comments:
Post a Comment