(Tentang keutamaan berpikir)
oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
=======================
Anakku, satu hal yang selalu dianggap
sepele dan sederhana oleh seseorang adalah berpikir dan memikirkan kedaan
dirinya dansegala sesuatu yang telah Allah ciptakan di alam semesta ini. Padahal di dalam Kitab-Nya yang mulia, Allah
berulang kali memerintahkan hal itu; terutama dalam rangka meningkatkan keimanan
dan keyakinan mereka kepada Allah Ta’ala sebagaimana yang tersirat dan tersurat
dalam firman-Nya:
“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri
mereka?; Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan
sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan
dengan Tuhannya.” (Q.S. Ar-Ruum: 8)
Bahkan dalam firman-Nya yang
lain Allah dengan tegas telah menyebutkan, bahwa sesungguhnya orang yang
berakal itu hanyalah orang-orang yang mau berpikir tentang
“penciptaan” yang telah dilakukan Allah:
“Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal; // (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali ‘Imraan: 190-191)
Oleh sebab itu pulalah dalam
sebuah hadis beliau, menanggapi firman Allah di atas Rasulullah SAW bersabda:
“Celakalah orang yang
membacanya tetapi tidak mau berpikir tentangnya.” (H.R.Muslim dari Abu Hurairah
r.a)
Anakku, menggunakan
akal pikiran sebagaimana yang diperintakan Allah Ta’ala tersebut adalah
merupakan salah satu hal yang sangat diutamakan oleh ulama-ulama terdahulu. Dan
ini tercermin dari ucapan-ucapan mereka yang di antaranya sebagaimana yang
dikatakan oleh Al-Hasan r.a: “Berpikir sesaat itu lebih baik daripada shalat sepanjang
malam.” Sedangkan Ibrahim bin Adham r.a berkata: “Berpikir adalah sumsum
ibadah.” Dan Sufyan bin Uyainah menyatakan, bahwa apabila seseorang mempunyai
pikiran yang terasah maka dalam segala hal dia pasti dapat mengambil pelajaran.
Bahkan sebagaimana yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, Rasulullah SAW
bersabda: “Bahwa dua rakaat (sholat
sunat) yang sengaja diarahkan untuk berpikir itu, lebih baik daripada
mengerjakan shalat semalam suntuk tetapi tanpa menghadirkan hati.”
Oleh sebab itu
anakku, di antara waktu luangmu beribadah kepada Allah, luangkanlah waktumu
untuk berpikir sebagaimana yang dikehendaki Allah; terutama berpikir tentang
kejadian dirimu; dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada sebagaimana
firman-Nya: “Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami
telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali ?” (Q.S. Maryam:
67)
Pikirkan juga untuk apa engkau
diciptakan; untuk apa engkau diberi kehidupan dan bagaimana pula kesudahan
dirimu.
Anakku, janganlah terlalu banyak
memikirkan duniamu yang sesa’at ini, sebab yang demikian itu akan menghalangi
pandanganmu pada akhirat yang kekal.
Mudah-mudahan nasihatku ini
dapat engkau pahami dan diamalkan dengan hati yang lapang di sepanjang hidupmu.
Wallahua’lam
(dinukil dan diedit
dari HALAQAT AS-SALIKIN karangan SYAIKH ABDULLAH FATHURRAHMAN )
Bagansiapiapi, 10 Jumadil Awal 1434 H / 22 Maret
2013
KH. BACHTIAR AHMAD
No comments:
Post a Comment