Sunday, 25 December 2011

KUBURAN MENUNGGU KITA: “Nasihat Kedua”


Oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
========================
Dalam riwayat diceritakan  bahwa Khalifah Umar bin Abdul Aziz r.a yang juga disebut-sebut sebagai “khulafaur-rasyidin yang ke 5” dalam sejarah Islam,  suatu hari telah  menasihati para sahabatnya dengan berkata :

“Wahai para sahabatku, jika suatu waktu kalian melewati kuburan, lihatlah betapa berdempetnya rumah-rumah para penghuninya. Kemudian  panggillah mereka yang ada di dalamnya jika engkau bisa memanggil. Tanyakanlah kepada orang-orang kaya yang telah berdiam di sana, apakah masih tersisa kekayaan mereka. Dan kepada  orang-orang miskin di antara mereka, tanyakan pula apakah masih tersisa kemiskinan mereka? Tanyakan pula  tentang lisan-lisan yang dengannya mereka berbicara, sepasang mata yang dengannya mereka melihat indahnya pemandangan. Juga keadaan  tentang kelembutan dan kehalusan kulit tubuh mereka; tentang wajah-wajah mereka yang cantik jelita. Dan apakah yang telah diperbuat oleh ulat-ulat yang ada di dalam dan di balik kain kafan mereka.”

“Tanyakan pula tentang pelayan-pelayan mereka yang setia serta diimanakah tumpukan harta dan sederetan pangkat yang mereka miliki.  Dimanakah rumah-rumah mewah mereka yang menjulang tinggi. Dimanakah kebun-kebun mereka yang rindang dan subur. Dimanakah pakaian-pakaian mereka yang indah-indah yang harganya mahal-mahal. Dimanakah  kendaraan-kendaraan mewah kesukaan mereka. Dimanakah  kolam renang dan telaga pribadi mereka. Bukankah mereka kini berada di tempat yang sangat sunyi? Bukankah siang dan malam bagi mereka sama saja?  Bukankah mereka berada dalam kegelapan? Bahkan mereka telah terputus dengan amal mereka. Berpisah dengan orang-orang yang mereka cintai, harta dan segenap keluarganya.”

“Karena itu wahai sahabat, sebagai  orang yang tak lama lagi akan menyusul mereka masuk ke dalam kuburan! Kenapa engkau terpedaya dengan dunia? Cobalah renungkan setiap saat tentang orang-orang yang telah pergi meninggalkan kita. Sungguh mereka amat berharap untuk bisa kembali ke dunia. Agar bisa menghimpun amal sebanyak-banyaknya. Tetapi, itu semua tidak mungkin terjadi karena mereka telah dikuburkan.”

Sementara itu seorang hamba Allah  lainnya yang bernama Syaikh Ar-Rabi' bin Khutsaim rahimahumullah telah menggali dan membuat liang kubur di rumahnya, dan jika ia rasakan hatinya menjadi keras dan merasa malas untuk beribadah, maka beliaupun  masuk ke dalam lahat yang telah digalinya tersebut sambil membayangkan bahwa dirinya telah mati. Kemudian di dalam lahat tersebut  dengan perasaan penuh sesal beliau bacakan berulang kali firman Allah SWT (surah Al-Mukminun ayat 99-100):

“Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka (kemudian dikuburkan) diapun berkata: “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia; agar aku dapat berbuat amal yang saleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan….” (Q.S.Al-Mu’minuun: 99-100)

Setelah itu iapun menjawab sendiri:  “Wahai Ar-Rabi’ kini engkau akan dikembalikan ke dunia, oleh sebab itu hendaklah pada hari-hari yang akan kau lalui senantiasa berada dalam keadaan beribadah dan bertakwa kepada Allah.”

Menyimak beberapa petikan riwayat yang telah disampaikan di atas, maka mari pula kita bertanya kepada diri sendiri; Pernahkah  kita menyadari, bahwa suatu ketika kita juga akan menjadi penghuni kuburan yang sempit dan gelap gulita. Pernahkah bangkit kesadaran kita ketika pada hari-hari yang lalu silih berganti kita antarkan keluarga teman ataupun kerabat kita ke kuburan, bahwa kelak kita juga akan diantar dan ditanam seperti mereka. Diusung dari benderangnya dunia yang fana ini ke dalam gelap gulitanya kuburan. Dibawa dari rumah tempat berkumpul dengan ahli keluarga yang ceria lalu dimasukkan ke dalam kuburan tanpa ada yang ikut serta. Lalu sudahkah sudah siap segala perbekalan kita.

Mudah-mudahan pengajaran yang singkat ini dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allahu Azza Wa Jalla. Dan semoga saja kuburan kita akan menjadi istana yang menyenangkan dengan segala kelezatan dan kenikmatan. Bukan penjara yang menyedihkan dengan segala siksaan dan penderitaan. Sebab sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Abdullah bin Umar r.a, bahwa  Rasulullah SAW telah berpesan kepada Abu Dzarr Al Giffari r.a: “Wahai Abu Dzarr, dunia adalah penjara bagi orang muslim; kuburan adalah tempat tinggalnya dan surga adalah tempat kembalinya. Sebaliknya wahai Abu Dzarr. Dunia adalah surga bagi kafir, kuburan adalh tempatnya disiksa dan neraka adalah tempat kembalinya.”   Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 29 Muharram 1433 H / 25 Desember 2011
KH.BACHTIAR AHMAD.

1 comment:

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.