oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
========================
Dikatakan oleh para arif billah; Bahwa sesungguhnya setiap kali ada manusia yang lahir, maka itulah awal dari kematiannya. Sedangkan setiap kali di antara mereka ada yang mati, maka itulah pula awal kehidupan yang sesungguhnya. Kehidupan yang kekal yang bermula dari suatu tempat yang sempit dan gelap gulita di salah satu sisi bumi yang disebut sebagai “kuburan”. Akan tetapi sayangnya banyak di antara mereka yang dilalaikan oleh dunia dan tidak pernah ingat bahwa dirinya akan masuk dan dimasukkan ke dalam kuburan tersebut. Tempat dimana ia akan diuji coba apakah ia-nya termasuk orang yang selamat atau tidak. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal; At-Tirmidzi dan yang dihasankan oleh Syaikh Albani diceritakan, bahwa salah seorang pembantu Utsman bin Affan r.a menuturkan:
“Jika Utsman berdiri di samping kuburan, maka beliau menangis hingga basah jenggotnya. Saya berkata kepada beliau: “Wahai amirul mukminin, jika engkau mengingat surga ataupun neraka engkau tidak pernah menangis. Lalu mengapa engkau menangis karena kuburan ini.”
Lalu beliau menjawab: “Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : "Kuburan adalah awal kehidupan akhirat. Jika seseorang selamat daripadanya, maka selanjutnya pasti menjadi lebih mudah. Dan jika ia tidak selamat daripadanya, maka setelahnya akan lebih mengerikan." Setelah itu Sayyidina Utsman berkata lagi bahwa: “Rasulullah SAW juga bersabda: “Aku tidak melihat suatu pemandangan yang lebih mengerikan melainkan kuburan lebih mengerikan daripadanya."
Dalam kisah yang lain pula diriwayatkan, bahwa apabila teringat pada keadaan-keadaan kuburan yang tak menyenangkan tersebut, maka seorang hamba Allah yang ta’at yang bernama Syaikh Yazid Ar-Riqasyi rahimahullah meratap dan berkata kepada dirinya:
“Celakalah engkau wahai Yazid!. Siapakah yang akan mendirikan shalat untukmu setelah engkau mati?. Siapakah yang akan berpuasa untukmu setelah engkau mati? Siapakah yang akan memintakan maaf untukmu setelah engkau mati.Lalu siapakah yang akan menyelamatkan engkau dari azab kubur yang sangat mengerikan itu.”
Dan setelah itu beliau menangis sejadi-jadinya dan berusaha dengan sungguh-sungguh memelihara amal ibadahnya, lantaran mengenangkan betapa pedihnya kematian dan azab kubur yang akan dihadapinya. Lalu bagaimana dengan kita ?
Wallahua’lam
Bagansiapiapi, 29 Muharram 1433 H / 25 Desember 2011
KH.BACHTIAR AHMAD.
No comments:
Post a Comment