Friday 25 May 2012

SIANG DAN MALAM


oleh: KH.BACHTIAR  AHMAD
========================
“Siang dan malam” adalah dua dari sekian banyaknya tanda-tanda keberadaan; kebesaran dan kekuasaan Allahu ‘Azza Wa Jalla yang wajib dikaji dalam rangka menumbuhkan dan memantapkan keimanan pada-Nya sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (keberadaan dan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal.”  (Q.S. Ali ‘Imraan: 190).

Dan ayat 190 surah Ali ‘Imran inilah yang membuat Rasulullah SAW menangis di satu tengah malam, sesa’at setelah Allah mewahyukannya kepada beliau, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a:

“Bahwa pada suatu malam, yakni pada malam aku mendapat giliran, beliau tidur berdampingan denganku. Lalu beliau bangun dan kaki beliau menyentuh kulitku, lalu beliau bersabda:  “Wahai  Aisyah,  izinkanlah  aku beribadah kepada Tuhan-ku.” Lalu aku berkata (jawab Aisyah): “Demi Allah, sesungguhnya aku merasa senang berada disampingmu, tetapi aku juga senang engkau beribadah kepada Tuhanmu.” Maka beliau pergi berwudhuk, dan tidak banyak air yang beliau gunakan; Lalu berdiri melaksanakan shalat dan menangis hingga jenggot beliau menjadi basah, lalu sujud dan menangis dan membasahi lantai, lalu berbaring dan beliau tetap menangis. Setelah itu Bilal datang untuk mengumandangkan azan shalat subuh. Bilal pun bertanya kepada Rasulullah, mengapa sebabnya beliau menangis, sedangkan Allah telah mengampuni dosa beliau yang lalu dan yang akan datang. Maka beliau (Rasulullah) menjawab: “Wahai Bilal, apakah yang dapat membendung tangisku padahal semalam Allah telah mewahyukan ayat Inna fi khalqis….(ayat 190 surah Ali ‘Imraan). Maka sungguh celaka siapa yang membacanya tapi tidak memikirkannya.” (Riwayat Ibnu Mardawaih)

Menyimak dan memperhatikan hadis di atas, maka boleh jadi  kita termasuk dalam kelompok orang yang celaka”  sebagaimana yang dikatakan beliau. Dan salah satu penyebab utama “kecelakaan” yang menimpa diri kita tesebut,  adalah lantaran kita selalu dan jarang menggunakan akal sehat yang kita miliki  untuk ingat dan bersyukur kepada Allah SWT. Sebab entah itu di waktu siang ataupu diwaktu malam, kita selalu sibuk dan disibukkan  dengan segala macam urusan  yang kita perbuat. Padahal menurut Allah SWT orang yang berakal sehat itu adalah orang-orang yang senantiasa mengngat Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat berikutnya:

“yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau berbaring; dan mereka meikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata:”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”  (Q.S. Ali ‘Imraan: 191)

Hal lainnya yang mejadikan kita termasuk orang yang celaka” sebagaimana yang di-isyaratkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis beliau di atas,  adalah lantaran kita sudah tidak lagi memanfaatkan waktu siang dan malam dengan utuh dan sempurna sebagaimana yang dinyatakan Allah SWT dengan firman-NYA:

“Dia-lah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu dapat ber-istirahat padanya dan menjadikan siang terang benderang (supaya kamu dapt mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.” (Q.S. Yunus: 67)

Akan tetapi pada kenyataannya banyak di antara kita yang sudah tak dapat membedakan; mana waktu siang dan mana waktu malamnya lantaran sibuk dengan urusan dunianya. Sehingga pada akhirnya siang dijadikan malam dan sebaliknya malam dijadikan siang.  Langsung tak langsung seperti kata orang, banyak yang berubah status dari manusia  menjadi kalong ataupun menjadi  burung hantu.

Soal mengadakan aktifitas dalam rangka mencari nafkah hidup di waktu malam memang tak ada larangannya. Akan tetapi haruslah dalam batas-batas yang dibolehkan agama; Baik jenis aktifitas maupun waktu yang digunakan. Sebab Allah SWT sudah tegas-tegas menyatakan untuk apa waktu siang dan waktu malam itu bagi kita, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman-Nya yang telah disebutkan di atas.

Satu hal lagi yang paling perlu diingat adalah, bahwa waktu malam juga telah ditetapkan Allah  sebagai waktu yang paling baik untuk shalat; berzikir dan mendekat kepada-Nya, lantaran pada Allah tahu persis kesibukan-kesibukan yang kita lakukan pada siang hari:

“Hai orang yang berselimut // bangunlah (untuk shalat) di malam hari kecuali sedikit (daripadanya) // yaitu seperduanya (malam)atau kurangilah dari seperdua itu sedikit // atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan //Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat //  Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk)dan bacaan di waktu itu lebih berkesan // Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang banyak.”   (Q.S. Al-Muzzammil: 1-7)

Bahkan Allah SWT akan memberikan balasan yang paling baik bagi orang-orang yang menggunakan waktu malamnya untuk “bertaqarrub” kepada-Nya:

“Dan pada sebahagian malam hari bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu angkat mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”  (Q.S. Al-Israa’: 79)

Sekarang ini yang lebih menyedihkan lagi adalah; Bahwa banyak diantara kita yang tidak hanya sekadar tak bisa lagi memposisikan mana waktu siang (waktu bekerja) dan waktu malam (istirahatnya). Akan tetapi telah menyalah gunakan waktu malamnya untuk bermaksiat kepada Allah SWT. Baik dengan  alasan mencari nafkah, maupun hanya sekadar untuk bersenang-senang melampiaskan kehendak nafsunya. Mereka benar-benar terjebak dan terperangkap dalam kejahatan malam sebagaimana yang telah diperingatkan Allah SWT dengan firman-NYA:

“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh;  dari kejahatan makhluk-Nya;  dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita;  dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul; dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (Q.S. Al-Falaq: 1-5)

Karenanya agar kita tidak termasuk dalam kelompok orang yang celaka, maka sudah seyogianyalah kita kembali memfungsikan waktu siang dan waktu malam sebagaimana yang telah ditentukan Allah. Atau kalaupun ada tugas-tugas hidup yang harus dan wajib dijalankan  pada waktu malam, maka hendaklah dilakukan dengan sebaik-baiknya dalam rangka mendapatkan rahmat dan ridho Allah SWT. Sebab bagaimanapun juga, tugas-tugas yang dijalankan tersebut, langsung ataupun tidak adalah merupakan salah satu amanah Allah kepada kita. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 4  Rajab  1433 H  /  25 Mei 2012
KH.BACHTIAR  AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.