Tuesday 3 July 2012

KARENA NILA SETITIK...


oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
 
Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Sa’ad bin Jinadah r.a dikisahkan:

“Ketika selesai dari perang Hunain kami singgah di tanah kosong yang tidak terdapat apa-apa, maka Rasulullah SAW bersabda: “Kumpulkanlah oleh kalian ! Barangsiapa menemukan sesuatu agar membawanya. Barangsiapa yang mendapat tulang atau gigi agar membawanya.”  Beberapa saat kemudian apa yang di dapat telah menjadi suatu timbunan. Lalu Rasulullah SAW bersabda sambil menunjuk pada timbunan yang ada: “Maka demikianlah dosa-dosa itu berkumpul pada seseorang di antara kamu, sebagaimana kamu sekalian mengumpulkan ini. Maka hendaknya seseorang takut kepada Allah, meninggalkan dosa-dosa kecil serta dosa-dosa yang besar. Sesungguhnya dosa-dosa itu bagi seseorang yang melakukannya seperti perumpamaan padang pasir ini.”

Sementara itu melalui Abdullah bin Mas’ud r.a diriwayatkan; Bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Jauhilah oleh kamu sekalian akan perbuatan dosa-dosa kecil, karena sesungguhnya apabila ia berkumpul bersama seseorang (dalam diri seseorang), maka ia akan membinasakan orang itu.”                                                                                                                                             (HR. Muttafaq’alaihi)

Entah disadari entah tidak, maka banyak kaum muslimin yang sudah melakukan kesalahan besar dan mengabaikan apa-apa yang telah diperingatkan oleh Rasulullah SAW di atas.  Bahkan ada diantaranya yang  memang  dengan  sengaja  melakukan perbuatan-perbuatan tercela yang dilarang oleh Allah SWT untuk kepentingan duniawinya dengan alasan; Hal itu hanyalah dosa kecil, tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan apa yang diperbuat orang lain. Padahal dalam sebuah ungkapan ada disebutkan: “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”.  Artinya adalah, jika dosa-dosa kecil itu dibiarkan dan terus menerus dilakukan, maka tentulah akan menjadi besar dan akan membinasakan dirinya sebagaimana yang diperingatkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud r.a di atas.

Oleh sebab itu sudah seharusnyalah kita selalu waspada terhadap hal-hal yang kita anggap kecil dan yang kita anggap sebagai hal yang lumrah belaka dalam kehidupan ini. Sebab bagaimanapun juga, sebagaimana yang ditegaskan Allah SWT di dalam Kitab-NYA, baik atau buruknya perbuatan yang kita lakukan, walau sebesar zarrah (atom) sekalipun, akan tetap dimintai pertanggungjawabannya:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. //  dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8)

Dalam kondisi sekarang ini hendaknya kita terus waspada, sebab dengan ilmu dan teknologi yang semakin berkembang, banyak cara-cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan keuntungan duniawinya. Oleh hal yang demikian itu, jika ada perbuatan atau tindakan yang  status hukumnya belum jelas kita ketahui halal haramnya, maka hendaklah kita bertanya kepada ahlinya. Dan yang demikian inilah yang telah di-ingatkan Allah SWT kepada kita dengan firman-Nya:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Q.S. Al-Israa’: 36)  

Bak kata pepatah “karena nila setitik, rusak susu sebelanga.” Artinya adalah, jangan karena hal yang kecil, sia-sialah amal ibadah dan keta’atan kita kepada Allah SWT. Wallahua’lam.

Jakarta, 13 Sya’ban 1433 H / 3 Juli 2012
KH.BACHTIAR AHMAD

1 comment:

  1. Betull Abaah,..terkadang hal yg kecil menjadikan yang besar menjadi sia-sia

    ReplyDelete

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.