Saturday 14 July 2012

SIAPAKAH YANG DAPAT MENJAMIN UMURMU (2)


Usai dilantik dan menerima amanah jabatan sebagai “khulafaur-rasyidin” Umar bin Abdul Aziz harus mengurus acara pemakaman “Khalifah Sulaiman”. Dan setelah semua kegiatan itu dilakoninya, Umar bin Abdul Aziz merasa sangat lelah dan mengantuk. Beliau ingin sekali merebahkan badan, beristirahat agak sejenak.

Akan tetapi baru saja dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan meletakkan kepalanya di atas bantal, putranya Abdul Malik datang menghampiri seraya  berkata: “Wahai ayahanda yang mulia,  apakah  yang akan ayah lakukan sekarang?”.

Umar menjawab: “Anakku, ayah merasa sangat lelah dan ingin sekali beristirahat agak sejenak.”

Mendengar itu  Abdul Malik pun bicara: “Wahai ayahandaku, sekarang engkau telah dilantik sebagai khulafaur-rasyidin, begitu banyak amanah dan tugasd yang harus ayahanda selesaikan secepatnya. Dan sa’at ini yang paling utama adalah mengembalikan harta dan hak rakyat yang selama ini telah dirampas secara zalim oleh para penguasa sebelum ayahanda.”

Dengan suara yang lembut Umar menjawab perkataan putranya: “Anakku, insya Allah akan ayahanda lakukan semuanya itu setelah zuhur nanti, karena sa’at ini ayahanda sangat lelah sekali lantaran sejak semalam ayahanda belum dapat merebahkan badan karena mengurus pemakaman pamanmu.”

Lalu Abdul Malik berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahanda, ananda tahu ayahanda sangat lelah dan mengantuk. Akan tetapi siapakah yang dapat menjamin umurmu dan tetap hidup sampai waktu zuhur nanti. Lalu jika Allah berkehendak mencabut nyawa ayahanda sebelum zuhur nanti; Apakah ayahanda ingin mati sebagai pewaris kezaliman yang telah berlangsung selama ini.”

Umar bin Abdul Aziz merasa terhentak mendengar perkataan anaknya itu, sesa’at ia terdiam dan terhanyut oleh pernyataan anaknya tersebut. Lalu sambil bangkit dari duduknya ia berkata dengan penuh kasih kepada anaknya: “Wahai anakku, mendekatlah engkau kemari.”  Dan setelah Abdul Malik mendekat, Umar lalu mencium kening anaknya dengan lembut dan kemudian berkata: “Alhamdulilla, segala puji bagi Engkau ya Allah, yang telah meng-anugerahkan aku seorang anak keturunanku, yang membantuku dalam urusan agama dan tugas duniawiku.”

Setelah itu “sang khalifah” bergegas bangun dari tempat tidurnya dan beranjak menemui orang banyak  dan dengan suara lantang iapun mengumumkan: “Wahai kaum muslimin, barangsiapa yang selama ini harta dan haknya telah diambil secara zalim, maka hendaklah ia maju dan menyampaikan permasalahannya kepadaku untuk segera diselesaikan dan dikembalikan apa yang menjadi haknya.”     Wallahua’lam

(dinukil dan di-edit dar terjemahan “At-Tahbiir fit-Tadzkiir” karanga Imam Qusyairi rhmlh)

Jakarta,  25  Sya’ban  1433  H /  15  Juli  2012
KH. BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.