Saturday 15 September 2012

BELAJAR DARI SEJARAH

-->

oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
======================
Cobalah perhatikan sekali lagi isi atau kandungan Al-Qur’an, maka akan kita dapati hampir separuhnya adalah riwayat atau sejarah kehidupan anak manusia di masa lalu yang diabadikan oleh Allah SWT. Padahal Al-Quran bukanlah buku sejarah, melainkan kitab yang berisi petunjuk kehidupan yang utama untuk orang yang bertakwa (hudal lil muttaqiin).

Menurut Syaikh Abdullah al-Ghazali, hal itu memang sengaja disampaikan Allah kepada kita, agar kita bisa belajar lebih banyak dari apa yang sudah terjadi. Atau dalam bahasa ilmiah-nya; Belajarlah dari sejarah. Sebab  dalam ke-hidupan manusia di muka bumi ini ada masalah-masalah yang saling berhubungan, yang terus turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Lebih lanjut dikatakan oleh Syaikh Abdullah; Dalam hal ini kita boleh mengatakan bahwa “sejarah tidak akan pernah berulang”, akan tetapi anda harus yakin bahwa; masalah yang sama  bisa  dan  akan terus terulang kejadiannya. Dan inilah salah satu alasan yang dapat dijadikan hujjah; Mengapa Allah banyak menukilkan dan menyampaikan kejadian-kejadian dalam kehidupan masa lalu di dalam kitab-Nya yang mulia: Al Qur’an. Yakni agar kita senantiasa belajar dan menelaah peristiwa-peristiwa tersebut untuk diambil manfaatnya, terutama untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Hal ini secara gamblang Allah nyatakan dalam beberapa firman-Nya:

“Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya dengan perkataan itu ,lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka; lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya dilaut. Dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian.”
(Q.S.Az-Zukhruf: 54-56)

Juga dalam firman-Nya:

“Katakanlah: Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” (Q.S.Al-An’aam: 11)

Selain dari kondisi-kondisi yang telah dinyatakan di atas, maka belajar dari sesuatu atau kejadian yang telah lewat juga akan menumbuhkan sifat dan sikap kehati-hatian kita dalam melangkah dan bertindak. Sebab tak sedikit di antara kita yang menyesali perbuatan dan tindakan yang telah dilakukannya, terutama jika hasil atau akibat dari perbuatan dan tindakan itu adalah hal-hal yang sangat menyakitkan. Padahal tindakan-tindakan serupa telah pernah terjadi. Hanya saja ia tidak pernah mau belajar dari sejarah dan pengalaman orang lain. Oleh sebab itu belajarlah dari sejarah kehidupan yang ada; baik yang telah diterangkan Allah SWT di dalam Kitab-Nya, maupun yang terukir di panggung sejarah yang lain. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 28 Syawal 1433 H / 15 September 2012
KH.BACHTIAR  AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.