Monday 1 October 2012

PINTU SURGA YANG TENGAH



oleh:  KH.BACHTIAR  AHMAD
=======================
Sesulit apapun kondisi hidup yang ada, ayah dan ibu memang berkewajiban mengasuh merawat dan mendidik anak-anak mereka. Sebaliknya seorang sampai sekian banyak anak, belum tentu sanggup mengasuh dan merawat orang tua mereka yang sudah tua renta. Padahal mengasuh dan merawat mereka tidaklah sesulit mengasuh dan merawat mereka mulai sejak bayi hingga mampu hidup mandiri. Dan kalau mau bicara “ongkos”, tentunya boleh jadi “lebih ringan dan murah” dari apa yang wajib dikeluarkan oleh orang tua untuk merawat dan mendidik anak-anak mereka. Akan tetapi hanya sedikit “anak” yang bisa memahami ini dan banyak pula yang menghindar dengan satu dan berbagai alasan, sehingga orang tua mereka “terabai dan diabaikan” begitu saja. Padahal orang tua adalah “pintu tengah” bagi seseorang yang ingin masuk surga sebagaimana sabda Rasulullah SAW:


“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah, terserah kamu sekalian, hendak kalian telantarkan ia; atau hendak kalian menjaganya.” (HR. At-Tirmidzi)

Al-Qadhi Iyadh bin Musa a.s berkata: “Adapun yang dimaksud Rasulullah SAW sebagai pintu yang paling tengah itu ialah, pintu yang paling bagus dan paling tinggi dan yang paling mudah untuk digunakan sebagai jalan masuk ke surga. Dan inilah sarana dan prasarana yang sebaik-baiknya bagi orang-orang yang beriman untuk masuk ke dalam surganya Allah; dan arena inilah Allah SWT berfirman:

“dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. // dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:  “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” //  Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. (Q.S.Al-Israa’: 23-25)

“dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun; Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”  (Q.S. Luqman: 14)

Bagi yang masih punya orang tua; seorang ataupun kedua-duanya, tentunya wajib bersyukur lantaran masih punya kesempatan untuk menghiasi “pintu tengah” yang akan mengantarkannya memasuki surga yang telah disediakan Allah bagi mereka. Jangan jadi orang yang kecewa dan terhina sebagaimana yang di-ingatkan oleh Rasulullah SAW:

Sungguh ia akan kecewa; sungguh ia akan kecewa dan merasa hina.” Lalu ada yang bertanya: “Siapakah itu ya Rasulullah?Beliau bersabda, Yakni orang yang mendapatkan salah satu orangtuanya, atau kedua orangtuanya berusia lanjut, namun ia tidak masuk surga karena mereka.(HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a)

Sedangkan bagi yang sudah tidak lagi memiliki kesempatan untuk merawat dan menghiasi “pintu tengah surganya”, maka hendaklah menjadi “aset” terbaik dari salah satu aset yang tetap memberikan keuntungan bagi seseorang kelak sesudah ia meninggal dunia, yakni jadi “anak yang shalih”  yang senantiasa mendo’akan kebaikan bagi kedua orang tuanya.

Lihatlah apa yang terjadi di sekitar kita sa’at ini, banyak orang tua yang “hanya sekadar” diasuh dan dirawat anak-anaknya; sementara yang lain disibuukkan pula oleh urusan duniawinya, sehingga sedikit bahkan mungkin sama sekali tidak sempat lagi mendo’akan kedua orang tuanya. Semoga kita tidak termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang semacam ini. Wallahualam.

 Bagansiapiapi,  15 Dzulqaidah 1433 H / 01 Oktober 2012
KH. BACHTIAR  AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.