Monday 8 October 2012

BELAJAR DARI SEMUT




oleh: KH.BACHTIAR  AHMAD

=======================
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari" (Q.S. An-Naml: 18)

Hanya Allah SWT jualah yang lebih mengetahuinya, mengapa surah ke 27 yang ada di dalam Al-Qur’aan diberi nama AN-NAML (SEMUT), padahal dari 93 ayat yang ada di dalam surah tersebut, hanya ada 1(satu) ayat yang berkisah tentang SEMUT, yakni ayat 18. Akan tetapi apapun alasannya mengapa nama itu yang dipilih tidaklah menjadi soal bagi kita, karena pengetahuan tentang hal itu ada dalam ILMU ALLAH. Yang jelas mungkin Allah memberi isyarat kepada kita untuk memetik hikmah dan BELAJAR DARI (kehidupan) SEMUT  sebagai bagian dan penjabaran dari firman-Nya:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal;  (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali ‘Imraan: 190-191)

Syaikh Abdullah Al-Ghazali menjelaskan, bahwa pelajaran penting dan utama dari ayat 18 surah An-Naml di atas adalah tentang sikap dan sifat “kepedulian terhadap keselamatan sesama”. Dan hal ini  sebenarnya sudah cukup memadai bagi kita untuk mengambil pelajaran yang lebih luas lagi. Sebab bagaimanapun juga “kepedulian terhadap keselamatan sesama” berarti mencakup semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan “amar ma’ruf nahi munkar” yang Allah perintahkan kepada kita yang juga berkaitan erat dengan “tolong menolong dalam berbuat kebajikan dan ketakwaan” sebagaiman firman-Nya:

“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah; Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (Q.S.Al-Maa-idah: 2)

 “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”  (Q.S. Ali ‘Imraan: 104)

Sementara di dalam penjabaran “ta’awanu ‘alal birri wat-taqwa” dan “amar ma’ruf nahi munkar” tersebut meliputi segala macam aspek kebaikan yang diperintahkan seperti; kejujuran; keikhlasan; kesabaran; tumbuhnya kesadaran ukhuwah; gotong royong; sanggup berkorban dan lain-lain sebagainya; yang kesemuanya itu merupakan amal ibadah yang mulia di sisi Allah.

Akan tetapi walau demikian, dikatakan oleh Syaikh Abdullah Al-Ghazali, bahwa ada juga sisi buruk yang tidak pantas diteladani dari kehidupan semut, yakni “semangat menumpuk kebutuhan pokok hidup (harta)” yang tidak sebanding dengan umur semut yang hanya berkisar antara 45-60 hari.

Jadi belajarlah dari semut sebagai salah satu upaya menapaki jalan hidup yang baik dan diridhoi Allah. Wallahua’lam

Bagansiapiapi, 20 Dzulqaidah 1433 H / 6 Oktober 2012
KH.BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.