Monday 17 December 2012

PELAJARAN DARI UHUD





oleh: KH.Bachtiar Ahmad
======================
Kita tentu sudah maklum, bahwa perjalanan kehidupan  di dunia ini tak ubahnya bagaikan berada dalam putaran roda; kadang di atas; kadang di bawah. Dan tentu saja kita tak bisa tawar menawar untuk keadaan yang semacam ini. Sebab bagaimanapun keadaannya, yang hidup pasti mati; terang benderangnya siang pasti akan berganti menjadi gelapnya malam; yang berpangkat rendah suatu saat tentu akan naik, sedangkan yang berpangkat tinggi pada akhir-nya pasti akan kembali menjadi orang biasa setelah habis masa tugas dan jabatannya. Dan inilah takdir yang pasti, yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagaimana yang dinyatakan-Nya di dalam Al-Qur’an:

“Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mem-punyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki; di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. //  Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup; dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).” (Q.S.Ali ‘Imraan: 26-27)

Namun demikian, walaupun masalah ini sudah jelas diketahui, ternyata masih banyak di antara kita yang tak bisa menyikapinya secara baik. Bahkan terkadang cenderung menyalahkan “Tuhan”  dan beranggapan bahwa “Tuhan” telah berbuat tidak adil kepada kita. Sehingga pada akhirnya mereka berontak ketika pergantian roda kehidupan itu terjadi, dan berupaya melawannya dengan berbagai cara, seakan-akan merekalah yang lebih kuat daripada Allah SWT.Na’udzubillahi min dzalik!   Padahal “ibroh” (pelajaran) yang diterangkan dan yang ditampakkan Allah kepada kita; baik dengan apa yang terjadi di sekitar kita, maupun dengan sejarah kehidupan umat di masa lalu. Dan untuk itulah kemudian Allah mengingatkan kita dengan satu “pertanyaan” yang juga Allah “jawab” sendiri untuk kita:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (begitu saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi ?. // Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”  (Q.S. Al-Ankabuut: 2-3)

Dan untuk itu, bagi kita yang kadang kala masih saja tidak bisa menerima situasi dan kondisi hidup yang sedang dialami; ada baiknya kita belajar kembali dari “Uhud” dalam rangka memperkuat iman dan kesabaran diri….

“….Sejarah telah mencatat, bahwa dalam “perang Uhud” kaum muslimin mengalami kekalahan telak, padahal sebelumnya sudah mendapatkan kemenangan. Bahkan tersiar kabar bahwa Rasulullah SAW “tewas dan terbunuh” dalam peperangan tersebut. Dan ketika kaum muslimin bertanya-tanya mengapa Allah tidak memberikan pertolongan kepada mereka sebagaimana halnya yang mereka dapatkan dalam perang Badar, maka turunlah wahyu Allah:

“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (Q.S. Ali ‘Imraan: 140)

Jadi kalau saat ini kita sedang di uji, maka hal itu tak perlu dirisaukan. Sebab bagaimanapun juga, keadaan serupa bahkan mungkin lebih buruk dan lebih sulit lagi keadaannya; telah lebih dulu diberikan dan diujikan Allah kepada mereka yang lahir dan hidup sebelum kita. Mudah-mudahan dengan demikian kita akan selalu bersabar  dan bertawakkal kepada Allah sambil terus berupaya memperbaiki keadaan yang ada, dan siap menerima dengan penuh ikhlas apa yang akan datang dan apa pula yang akan pergi dari kehidupan kita. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 04 Safar 1434 H / 17 Desember 2012.
KH.BACHTIAR AHMAD.


 

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.