Friday 7 December 2012

NASIHAT GURUKU: (10)



oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
=====================


(Adab kepada Ulama)
Anakku, salah satu rahmat Allah bagi orang-orang yang beriman adalah adanya perbedaan pendapat di kalangan mereka sebagaimana firman-Nya:

“Jika Tuhanmu menghendaki, tentulah Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.” (Q.S.Huud: 118)

Oleh sebab itu janganlah engkau menyelisihi atau mencela pendapat saudaramu atau ulama yang lain, lantaran engkau sepaham dengan pendapat atau bertaklid kepada pendapat ulama lainnya. Kecuali jika mereka menyekutukan Allah dan mengaku ada Nabi dan Rasul yang lain sesudah Muhammad Rasulullah SAW dalam pendapat mereka tersebut. Atau mereka menghalalkan sesuatu yang sudah jelas dan pasti haramnya; dan sebaliknya mengharamkan sesuatu yang sudah jelas dan pasti halalnya.

Anakku, hendaklah engkau ketahui; bahwa adalah hal yang wajar manakala terjadi perbedaan pandangan dan keragaman fatwa atau pendapat dalam suatu permasalahan, karena “ijtihad” mereka tidaklah sama dalam hal membahas atau mengupas permasalahan tersebut. Sekalipun “dalil” yang mereka gunakan bersumber dari satu tempat yang sama. Hal yang demikianlah yang pernah terjadi di kalangan sahabat setelah wafatnya Rasulullah SAW, dan para ulama generasi pertama  umat ini (Islam). Mereka  tidak pernah saling hujat manakala terjadi perbedaan pendapat; Bahkan yang terjadi adalah, mereka saling mengisi antara satu sama lain, sehingga pada akhirnya pemahaman terhadap masalah yang ada semakin berkembang, dan adakalanya itu sangat memudahkan umat untuk menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.

Anakku, janganlah bersikap fanatik dan memiliki loyalitas berlebihan terhadap pendapat para imam dan ulama yang engkau kagumi; yang kepadanya engkau lekatkan beragam sanjungan dan muliakan; sehingga pada akhirnya dengan amat mudah engkau meremehkan; bahkan mencaci ulama-ulama yang lain. Padahal mereka juga telah dimuliakan Allah dengan ilmunya, yang juga di-ikuti oleh sebahagian besar saudara-saudaramu yang seiman. Ingatlah akan firman Allah SWT:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. // Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)…”  (QS. Al-Hujuraat: 10-11)

Anakku, janganlah engkau jadikan ulama-ulama yang engkau kagumi sebagaimana orang-orang Yahudi dan Nasrani telah menjadikan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam firman Allah SWT:

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah..” (QS. At-Taubah: 31)

Anakku, salah satu terpecah belahnya persatuan dan kesatuan umat ini dalam firqah-firqah yang mereka buat sendiri adalah karena adanya saling hujat menghujat tersebut. Dan pada akhirnya hal inilah yang dijadikan alat oleh musuh-musuh Islam untuk mencerai beraikan dan melemahkan kita dengan debat berkepanjangan, bahkan kadang ada yang tidak merasa, bahwa mereka sudah menjadi bagian orang-orang Yahudi dan Nasrani lantaran pendapat mereka sudah terkontaminasi oleh pendapat orang-orang Yahudi dan Nasrani tersebut.

Anakku, sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman:

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Al-Baqarah: 147)

Adapun maknanya antara lain adalah; bahwa kebenaran yang hakiki itu hanya ada dalam ilmu dan pengetahuan Allah. Dan jika engkau merasa benar dengan apa yang engkau ketahui, genggamlah dengan erat dan laksanakanlah kebenaran itu; dan biarkanlah saudaramu yang lain dengan pendapat yang mereka yakini kebenarnnya. Mudah-mudahan kita semua termasuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang benar, sekalipun dalam berbagai pendapat kita saling berbeda memahaminya.  Wallahua’lam.

(dinukil dan diedit dari HALAQAT AS-SALIKIN karangan SYAIKH ABDULLAH FATHURRAHMAN )

Bagansiapiapi, 24 Muharram 1434 H / 8 Desember 2012
KH. BACHTIAR AHMAD


No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.