Friday 18 January 2013

DI ANTARA SUAMI DAN ALLAH



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
 =====================
Diriwayatkan, bahwa “Rayah Al-Qisiy” adalah seorang yang ta’at lagi shalih menikah dengan seorang perempuan shalihah dan ahli ibadah. Suatu hari ada beberapa sahabat Rayah yang  bertanya keadaan ibadah isterinya, Lalu Rayah Al-Qisiy pun bercerita:

“Beberapa tahun  sebelum anak kami lahir, hampir setiap malam sesudah melaksanakan sholat isya’ dan melayani makan malamku,  isteriku berdandan dan bersolek serta memakai wangi-wangian yang sangat kusukai. Kemudian ia datang kepadaku sambil berkata: “Wahai suamiku, sesungguhnya diriku ini adalah milik Allah yang telah DIA amanahkan kepadamu, maka apakah malam ini engkau ada berhasrat kepadaku; Jika engkau berhasrat, maka aku akan berada di sisimu sepanjang malam; jika tidak izinkanlah aku bersama Allah pada malam mini.”

Kata Rayah lagi: “Jika aku menjawab “ya”, maka isteriku tak akan pernah beranjak dari sisiku tanpa aku mengizinkannya melakukan sesuatu; Akan tetapi jika aku mengatakan “tidak”, maka iapun segera melepaskan dandanannya, lalu mengambil tempat untuk beribadah kepada Allah sampai saat tibanya waktu shubuh. Kemudian setelah ia melahirkan anak-anak kami, ia tetap melakukan hal yang sama dengan membagi waktunya untukku; untuk anak-anak kami dan juga untuk Allah.”

(dipetik dan diedit dari Kisah-Kisah Sufistik)

Bagansiapiapi, 6 Rabi’ul Awwal 1434 H / 18 Januari 2013
KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.