Friday 1 February 2013

MUKMIN MERDEKA



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Secara umum makna kata “merdeka”  adalah: bebas dari perhambaan; perbudakan atau penjajahan. Dan berkaitan dengan makna tersebut, maka Syaikh Abdullah Al-Ghazali menjelaskan tentang “orang beriman” yang merdeka sebagai berikut:

“Seorang mukmin barulah dapat disebutkan  sebagai orang yang merdeka apabila dirinya tidak dijajah atau dikendalikan oleh nafsu syahwatnya dalam mengikuti langkah-langkah (perbuatan) syaithan yang dinyatakan Allah sebagai  musuh yang nyata. Sedangkan  perbuatan syaitan tersebut meliputi semua hal; Baik yang berasal dari keinginan dirinya sendiri, maupun yang terinspirasi (terilhami) dari tipu daya dan  perbuatan   orang-orang kafir;  yang semua perbuatan-perbuatan tersebut bertentangan dengan hukum dan ketetapan  Allah SWT.”

Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Syaikh Abdullah Al-Ghazali sebagai salah satu tafsir beliau mengenai firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaithan; Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi kamu.”  (Q.S. Al-Baqarah: 208)

Dalam bagian lain Syaikh Abdullah Al-Ghazali menyatakan, bahwa untuk bebas dan merdeka dari pengaruh syaithan dan hawa nafsu, maka senjata utamanya adalah keta’atan atau ketundukannya dalam mematuhi aturan-aturan Tuhan-nya; Allah SWT. Sebab hanya dengan cara inilah orang-orang yang beriman dapat menjadi orag yang ikhlas, yang tidak akan mampu ditaklukkan atau ditundukkan oleh syaitan sebagaimana janjinya kepada Allah yang Allah patrikan dalam Al-Qur’an:

“Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau, ya Allah, aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Mu yang mukhlis di antara mereka.”  (Q.S. Shaad: 82-83)

Dan juga dengan cara itu sajalah ia dapat memperoleh rahmat atas hawa nafsunya yang senantiasa mengajak dan menyuruhnya melakukan kemungkaran sebagaimana pernyataan Nabi Yusuf a.s yang Allah sematkan sebagai firman-Nya:

“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S.Yusuf: 53)

Selanjutnya Syaikh Abdullah Al-Ghazali menjelaskan, bahwa secara umum faktor utama yang menjerat manusia ke dalam penjara syaithan dan hawa nafsunya adalah karena  keserakahan mereka pada kenikmatan dan keindahan dunia yang fana ini; Baik sekadar untuk memuaskan hawa nafsu yang bersifat pribadi, maupun untuk kepentingan keluarga; kelompok ataupun golongan-golongan yang mereka ada di dalamnya. Pada akhirnya kondisi yang demikian ini akan memunculkan bentuk penindasan dan penjajahan dalam bentuk baru; yakni seseorang atau sekelompok orang akan menindas orang atau kelompok lainnya demi mencapai tujuan yang dapat  memuaskan kehendak nafsunya.

Akhirnya, mengacu pada penjelasan ringkas di atas, maka ada baiknyakita bertanya pada diri kita sendiri; Benarkah kita sudah hidup sebagai “orang yang merdeka” ? Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 20 Rabi’ul Awwal 1434 H / 01 Pebruari 2013
KH.BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.