Friday 1 March 2013

MENGOBATI HATI YANG RESAH



oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
========================
Bagaimanapun juga Rasulullah SAW adalah seorang manusia, yang dengan keadaan itu boleh jadi beliau juga memiliki problematika yang sama dengan yang lainnya dalam menghadapi cobaan dan tantangan kehidupan yang diujikan Allah kepada beliau. Hanya saja dalam kedudukan beliau yang mulia sebagai Rasul dan Nabi, Allah menolong beliau untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan tersebut dengan petunjuk yang langsung diwahyukan Allah kepada beliau. Namun demikian walaupun pada hakikatnya petunjuk dan pertolongan tersebut diberikan Allah kepada Nabi dan Rasul-Nya, sebenarnya petunjuk dan pertolongan tersebut juga ditujukan kepada orang-orang yang beriman untuk dapat dimanfaatkan dalam persoalan-persoalan hidup yang mereka hadapi.

Di antara  petunjuk dan pertolongan yang diberikan Allah kepada Rasulullah SAW, adalah dalam hal mengobati keresahan dan kegelisahan hati beliau tatkala berhadapan dengan  orang-orang kafir pada saat mendakwahkan risalah agama yang beliau terima dari Allah SWT.  Tentang hal ini Allah SWT berfirman:

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu hai Muhammad) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. //  Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu); // (yaitu orang-orang yang menganggap adanya Tuhan yang lain di samping Allah; maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya). //  Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan; // maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat); // dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (Q.S. Al-Hijr: 94-98)

Secara ringkas dapat kita simpulkan, bahwa melalui firman Allah SWT di atas; maka untuk mengobati rasa resah dan gelisah yang membuat sesak dan sempitnya dada beliau dalam menghadapi tantangan dakwah yang beliau sampaikan, maka Allah memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk senantiasa “bertasbih dan mendirikan shalat (baik yang wajib maupun yang sunnah)” sampai akhir hayatnya.

Dalam ruang yang terbatas  ini  kita tidak akan membahas secara panjang lebar tentang “bertasbih dan shalat” secara panjang lebar. Akan tetapi tentunya kita telah mengetahui, bahwa “keduanya” saling berkaitan, artinya adalah: Bahwa untuk menjabarkan apa yang diperintahkan Allah dalam ayat 94-98 surah Al-Hijr di atas, dalam salah satu hadis beliau Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita untuk senantiasa bertasbih kepada Allah tiap-tiap kita selesai shalat, yakni “bertasbih; bertahmid dan bertakbir” (membaca “Subhanallah; Alhamdulillah; Allahu Akbar” masing-masing 33 kali). Sementara perintah shalat itu memang adalah sesuatu yang wajib untuk dilaksanakan oleh semua orang yang beriman yang tidak memiliki uzur sampai akhir hayatnya.

Jadi dengan memperhatikan kondisi yang demikian ini, jika kita memang menghendaki hidup yang tenang;  terjauh dari perasaan resah dan gelisah lantaran adanya problematika hidup yang sedang dijalani, maka sudah selayaknyalah kita senantiasa mendawamkan atau mengamalkan petunjuk  yang telah diwahyukan Allah kepada Rasulullah SAW tersebut. Apalagi sebagai mana yang dinyatakan Allah dalam firman-Nya yang lain, bahwa jika kita senantiasa “mengingat Allah”, hati akan senantiasa menjadi tenang dan tenteram dalam menjalani kehidupan ini:

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’d: 28)

Wallahua’lam

Bagansiapiapi, 18 Rabiul Akhir 1434 H / 1 Maret 2013.
KH.BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.