Friday 8 March 2013

SYAFA'AT



oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
========================
Hampir setiap saat kita mendengar ajakan untuk selalu bershalawat dan salam kepada  Rasulullah SAW, agar kiranya kelak di kemudian hari (di akhirat) kita memperoleh syafa’at beliau sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis:

“Orang yang lebih berhak mendapat syafa’atku pada hari kiamat ialah orang yang lebih banyak shalawatnya kepadaku.” (HR. Imam Ahmad dari Ibnu Mas’ud r.a)

“Syafa’at” menurut bahasa maknanya adalah “pertolongan” atau “bantuan”, yang dalam  terminologi sosial artinya adalah: Bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang mengharapkan pertolongannya; atau satu usaha yang diberikan kepada  orang lain dalam rangka  mengelakkan mereka dari suatu mudharat (bahaya) yang mengancam mereka. Sedangkan dalam pemahaman agama; syafaat itu pada hakikatnya adalah pertolongan yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya sebagaimana firman-Nya:

“Katakanlah (hai Muhammad), hanya kepunyaan Allah sajalah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya lah kamu (semua) dikembalikan.” (Q.S.Az-Zumar : 44)

Hanya saja dengan segala kemurahan-Nya, di Hari Kiamat nanti Allah memberikan wewenang kepada  Rasulullah SAW  kepada umat beliau sebagaimana yang disebutkan dalam  firman-Nya:
               
“Pada hari itu tidak berguna syfaat kecuali syafaat orang-orang yang telah diberi izin oleh Allah Yang Maha Pemurah dan Allah telah meridhoi perkataannya.”  (Q.S.Tha-haa: 109)

Mengenai ayat 109 surah Tha-haa di atas, dalam kitab beliau yang berjudul “As-Syifaa Bi Ta’riifi Huquuqil Mushthafaa”; berdasarkan sebuah riwayat yang bersumber dari Abu Hurairah r.a; Syaikhul Islam “Al-Qadhi Iyadh” menerangkan; Bahwa pada Hari Kiamat nanti banyak orang yang mencari pertolongan atau “syafaat” dari kesulitan yang mereka hadapi, lalu mereka berduyun-duyun datang meminta tolong kepada Adam a.s; ternyata Adam a.s tak punya wewenang untuk memberikan syafa’at dan menyuruh mereka kepada Nuh a.s; ternyata Nuh a.s menyuruh mereka kepada Ibrahim a.s yang berlanjut kepada Musa a.s dan Isa a.s yang pada akhirnya syafa’at tersebut baru mereka peroleh dari Muhammad Rasulullah SAW.

Patut diketahui bahwa “syafa’at Rasulullah SAW” tidak hanya diberikan kepada orang yang senantiasa bershalawat kepada beliau, tapi juga akan diberikan kepada kelompok-kelompok lainnya sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadis: “Orang yang ikhlas dalam melafazkan dan melaksanakan kalimat Tauhid;  Orang yang berdo’a sesudah azan atau yang mendengar azan; Orang yang berziarah kepada (makam) beliau; Orang yang diwafatkan Allah di Madinah; Orang yang memperbanyak sujudnya dengan melaksanakan shalat-shalat sunat dan lain-lainnya.

Namun demikian seperti yang diterangkan oleh Syaikh Abdullah Al-Ghazali, bahwa syafa’at itu tidaklah diberikan kepada orang yang benar-benar bertakwa, melainkan hanya diberikan kepada orang-orang beriman yang masih memiliki kesalahan dan dosa yang amal kebajikan mereka tidak mencukupi untuk mendapatkan ampunan Allah SWT. Dan keadaan yang demikian inilah yang disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:

“Aku telah diberi pilihan antara separuh umatku dimasukkan surga atau memberikan syafa’at, maka akupun lebih memilih untuk bisa memberikan syafa’at. Sebab hal itu lebih bersifat umum; Apakah kamu mengira syafa’at itu diberikan untuk orang-orang yang bertakwa . Bukan, karena sesungguhnya syafa’at itu hanyalah untuk orang-orang yang berdosa lagi bersalah.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi dari Abu Musa r.a)

Adapun bagi orang yang benar-benar  bertakwa  sebagaimana   dikatakan oleh  Syaikh Abdullah Al-Ghazali; mereka akan dimasukkan ke dalam golongan hamba Allah yang di-izinkan untuk memberikan syafa’at kepada yang lainnya sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam ayat 109 surah Tha-ha di atas. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW melalui hadis beliau:

“Dimasukkan ke dalam surga berkat syafaat seorang laki-laki dari kalangan umatku, yang pahalanya melebihi Bani Tamim.” (HR. At-Tirmidzi, Al-Hakim dari Abdullah bin Abil Jad’a  r.a)

Selain itu  Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa orang mati syahid juga dapat memberikan syafa’at:

“Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang yang syahid dapat memberikan syafaat kepada 70 orang ahli baitnya.”  (HR. Abu Dawud dari Abud Darda r.a)

Mudah-mudahan dengan amal kebajikan yang kita lakukan; kita dapat menjadi hamba-hamba Allah yang mendapat izin untuk memberikan syafa’at kepada yang lainnya. Jikapun tidak; semoga kita semua termasuk ke dalam golongan umat Muhammad SAW yang akan mendapat syafa’at beliau kelak. Wallahua’lam

Bagansiapiapi, 25 Rabiul Akhir 1434 H / 8 Maret 2013
KH.BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.