Friday 22 March 2013

NASIHAT GURUKU: (13)



(Tentang keutamaan berpikir)
oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
=======================
Anakku, satu hal yang selalu dianggap sepele dan sederhana oleh seseorang adalah berpikir dan memikirkan kedaan dirinya dansegala sesuatu yang telah Allah ciptakan di alam semesta ini.  Padahal di dalam Kitab-Nya yang mulia, Allah berulang kali memerintahkan hal itu;  terutama dalam rangka meningkatkan keimanan dan keyakinan mereka kepada Allah Ta’ala sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam firman-Nya:

“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?; Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (Q.S. Ar-Ruum: 8)

Bahkan dalam firman-Nya yang lain Allah dengan tegas telah menyebutkan, bahwa sesungguhnya orang yang berakal  itu hanyalah  orang-orang yang mau berpikir tentang “penciptaan” yang telah dilakukan Allah:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal; // (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali ‘Imraan: 190-191)

Oleh sebab itu pulalah dalam sebuah hadis beliau, menanggapi firman Allah di atas Rasulullah SAW bersabda: “Celakalah orang yang membacanya tetapi tidak mau berpikir tentangnya.” (H.R.Muslim dari Abu Hurairah r.a)

Anakku, menggunakan akal pikiran sebagaimana yang diperintakan Allah Ta’ala tersebut adalah merupakan salah satu hal yang sangat diutamakan oleh ulama-ulama terdahulu. Dan ini tercermin dari ucapan-ucapan mereka yang di antaranya sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Hasan r.a: “Berpikir sesaat itu lebih baik daripada shalat sepanjang malam.” Sedangkan Ibrahim bin Adham r.a berkata: “Berpikir adalah sumsum ibadah.” Dan Sufyan bin Uyainah menyatakan, bahwa apabila seseorang mempunyai pikiran yang terasah maka dalam segala hal dia pasti dapat mengambil pelajaran. Bahkan sebagaimana yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:  “Bahwa dua rakaat (sholat sunat) yang sengaja diarahkan untuk berpikir itu, lebih baik daripada mengerjakan shalat semalam suntuk tetapi tanpa menghadirkan hati.”

Oleh sebab itu anakku, di antara waktu luangmu beribadah kepada Allah, luangkanlah waktumu untuk berpikir sebagaimana yang dikehendaki Allah; terutama berpikir tentang kejadian dirimu; dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada sebagaimana firman-Nya: “Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali ?” (Q.S. Maryam: 67)

Pikirkan juga untuk apa engkau diciptakan; untuk apa engkau diberi kehidupan dan bagaimana pula kesudahan dirimu.

Anakku, janganlah terlalu banyak memikirkan duniamu yang sesa’at ini, sebab yang demikian itu akan menghalangi pandanganmu pada akhirat yang kekal.

Mudah-mudahan nasihatku ini dapat engkau pahami dan diamalkan dengan hati yang lapang di sepanjang hidupmu. Wallahua’lam

(dinukil dan diedit dari HALAQAT AS-SALIKIN karangan SYAIKH ABDULLAH FATHURRAHMAN )

Bagansiapiapi, 10 Jumadil Awal 1434 H / 22 Maret  2013
KH. BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.