Friday 5 April 2013

MENANTU PILIHAN UMAR r.a



0leh: KH.Bachtiar Ahmad
======================
Seperti biasanya sejak  didaulat untuk menjadi “khalifah”, nyaris setiap malam Umar bin Khattab “ronda” mengelilingi kampung demi kampung yang ada di Madinah. Dan pada malam itu ketika ia sampai di sebuah kampung, dari sebuah rumah Umar mendengar seorang perempuan berkata:  “Wahai anakku, bangun dan bergegaslah engkau ke tempat penampungan susu dan campurkanlah air ke dalamnya.”

Sejenak kemudian terdengarlah suara sang anak menjawab, yang ternyata juga seorang perempuan dan berkata kepada ibunya: “Duhai bunda, mengapa harus kita melakukan sesuatu yang selama ini tak pernah kita lakukan; Mengapa susu yang ada harus dicampur dengan air ?”

Sang Ibu pun menyahutinya: “Dalam beberapa hari terakhir ini susu yang kita peroleh sangat sedikit, sementara kebutuhan cukup banyak. Mudah-mudahan dengan cara itu kita bisa memperoleh keuntungan yang agak lebih.”

“Tapi ibu, bukankah hal itu menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh Amirul Mukminin ?”, anaknya menjawab.

Namun sang ibu terdengar tetap ngotot memaksa sang anak: “Sudahlah, jangan membantah lagi. Bergegaslah ke tempat susu dan campurkan air ke dalamnya. Dan apapun yang kau lakukan itu tak akan dilihat dan terlihat oleh Umar.”

Dan dengan spontan sang anak menjawab: “Ibu, jika Umar tidak tahu, tapi Tuhan Umar tahu. Tidak, aku tidak mau taat pada-Nya hanya dalam keramaian saja, tetapi maksiat dalam kesendirian.”

Perbincangan ibu dan anak itu berhenti dengan sendirinya dan Umar pun bergegas pulang ke rumah. Dan begitu waktu pagi tiba, Umar bin Khattab memanggil putranya “Ashim” dan berkata: “Hai, Ashim pergilah ke rumah itu (Umar menerangkan detil rumah dan kampung dimaksud kepada Ashim), disana ada seorang anak perempuan; jika ia belum bersuami mintalah kepada ibunya, bahwa Umar menginginkan putrinya itu untuk menikah dengan dirimu. Jangan kalu lihat buruk atau cantik wajahnya, nikahi saja ia; semoga Allah memberkahi pernikahanmu dengannya dan akan memberikan keturunan yang baik lagi ta’at untukmu.”

Ashim melaksanakan perintah ayahnya. Lantaran perempuan itu memang masih gadis, maka Ashim pun melamar dan menikahinya. Dan do’a Umar bin Khattab r.a pun di-ijabah oleh Allah SWT, sebab dari pernikahan itu lahir seorang anak perempuan yang diberi nama “Laila” yang kelak dinikahi oleh “khalifah” Abdul Aziz bin Marwan, yang dari pernikahan itu pula lahirlah seorang “amirul mukminin” bernama Umar bin Abdul Aziz, yang kualitas akhlaknya banyak disetarakan orang dengan Umar bin Khattab r.a.

Belajar dari kisah ini, ternyata Umar telah mempraktekkan apa yang disabdakan Rasulullah SAW dalam hal memilihkan istri untuk putranya: “Pilih dan nikahilah perempuan karena agamanya (imannya), niscaya engkau akan beruntung.”

Lalu bagaimana dengan kita ? Wallahua’lam.
                       
(Disarikan dan diedit dari KISAH-KISAH SUFISTIK)

Bagansiapiapi, 24 Jumadil Awal 1434 H / 5 April 2013.
KH.BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.