Friday 12 July 2013

KELUARGA DUNIA AKHIRAT



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Rasanya tak ada seorangpun yang ingin berpisah dengan ahli keluarganya, apalagi dengan isteri tercinta sebagaimana yang pernah kita ikrarkan waktu asyik-asyiknya pacaran di masa muda dulu, bahwa kita ingin selalu: sehidup semati  berdua”. Tak akan berpisah di dunia dan di akhirat kelak.
Bagi orang-orang yang beriman keinginan tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil. Sebab walaupun maut telah memisahkan mereka di dunia ini, maka di akhirat kelak mereka insya Allah akan dapat berkumpul dan bersatu lagi sebagaimana yang mereka dambakan. Karena hal ini secara tersirat dan tersurat telah Allah jelaskan dengan firman-Nya:       “Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan istri-istri kamu akan digembirakan.”  (Q.S. Az-Zukhruf: 70)

Bahkan bukan hanya sebatas itu saja, sebab apa yang dijanjikan Allah tidaklah hanya bagi suami isteri dan sebaliknya. Akan tetapi meliputi seluruh keluarga; Entah itu anak; cucu; ayah; ibu dan yang lainnya, yang secara umum diterangkan Allah SWT dengan firman-NYA: “Malaikat-malaikat yang memikul ‘Arsy dan malaikat-malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya (Allah SWT); dan mereka beriman kepada-Nya, dan memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman dengan mengucapkan do’a: “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada  orang-orang yang bertaubat dan mengikuti Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala.// ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang saleh di antara bapak-bapak mereka dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. // dan peliharalah mereka dari balasan kejahatan; dan orang-orang yang Engkau pelihara dari pembalasan kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya Engkau telah anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemena-ngan yang besar.”  (Q.S.Al-Mukmin: 7–9) 

Berkaitan dengan masalah terebut Syaikh Abdullah Al-Ghazali menyatakan, bahwa syarat utama untuk dapat hidup bersama keluarga yang kita cintai di akhirat kelak sebagaimana yang kita rasakan di dunia ini adalah melaksanakan sepenuhnya perintah Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; (sedangkan) penjaganya adalah malaikat-malaikat  yang kasar; yang keras; yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”    (Q.S. At-Tahrim: 8)

Artinya adalah, bahwa semua unsur yang ada di dalam sebuah keluarga; mulai dari yang tua sampai kepada yang muda berkewajiban untuk saling ingat mengingatkan; nasihat menasihati ahli keluarganya untuk “bertakwa” kepada Allah SWT, dengan memperhatikan adab dan  kedudukan mereka masing-masing di dalam keluarga tersebut. Dan hal ini juga merupakan salah satu penjabaran dari perintah Allah SWT sebagaimana yang difirmankan-NYA:  “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran; dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”  (Q.S. Al-Maa-idah: 2)

Syaikh Abdullah Al-Ghazali juga menjelaskan, bahwa melaksanakan amar ma’ruf dalam kehidupan keluarga (sendiri) memiliki keutamaan tersendiri sebagaimana yang ditegaskan Allah dengan firman-NYA: “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka (baik ketika hidup maupun sesudah matinya), dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka; tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (Q.S. At-Thuur: 21)

Menurut “Al-Ghazali” di antara keutamaan yang diberikan Allah SWT bagi orang-orang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dalam keluarganya sendiri diterangkan dalam sebuah hadis; Bahwa  Rasulullah SAW telah bersabda: “Pada hari kiamat nanti, ketika seseo-rang masuk surga, ia lalu menanyakan orang tua, isteri dan anak-anaknya. Lalu dikatakan kepadanya, bahwa mereka-mereka itu tidak-lah mencapai derajat amal yang sama dengannya; Maka setelah itu iapun lalu berdo’a kepada Allah: “Ya Rabbi, sesungguh-nya aku beramal tidaklah hanya bagiku, tapi juga untuk mereka.” Kemudian datanglah perintah Allah untuk menyusulkan ahli keluarganya ke dalam surga tersebut.”    (HR. At-Thabrani dan Ibnu Mardawaih r.a)

Mudah-mudahan kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang beriman yang tetap disatukan dalam kehidupan satu keluarga dunia dan akhirat. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 3 Ramadhan 1434 H / 12 Juli 2013
KH.Bachtiar Ahmad.

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.