oleh:
KH.Bachtiar Ahmad
====================
“Inilah salah
satu pesan dari Nabi SAW untuk anak
perempuan terkasihnya: Fatimah Az-Zahra yang kami edit dari sebuah hadis yang
sangat panjang. Dan teruskanlah pesan ini untuk Fatimah-Fatimah yang anda sayangi.”
(KH.Bachtiar Ahmad)
…………………………
Abu Hurairah r.a meriwayatkan dan dia berkata:
“Pada suatu hari Rasulullah SAW datang kepada puterinya, Fathimah Az-Zahra dan
beliau dapati Fathimah sedang menumbuk gandum di atas lumpang (batu/kayu
penggiling), sambil menangis. Kemudian Rasulullah berkata kepadanya:
"Apakah yang membuatmu menangis wahai Fathimah? Sesungguhnya Allah tidak
membuat matamu untuk menangis”
Fathimah kemudian menjawab: "Wahai ayahanda,
aku menangis karena batu penggilingan ini dan kesibukanku dalam rumah."
Kemudian Rasulullah SAW duduk di sampingnya. Dan
Fathimah berkata lagi: "Wahai ayahanda, atas keutamaan engkau mintalah
kepada Ali agar dia memberikan aku seorang pembantu untukku, agar ada yang
dapat membantuku menumbuk gandum dan menyelesaikan urusan rumah."
Demi mendengar perkataan putrinya itu Rasulullah
SAW lalu bangkit dan menghampiri batu penggiling tersebut, kemudian beliau
mengambil sejumput dengan tangan beliau yang mulia dan meletakkannya ke dalam
batu penggiling tersebut seraya mengucapkan “Bismillahir-rohmanir-rohim”, dan
dengan seketika atas izin Allah, batu
penggiling itu berputar dengan sendirinya. Kemudian beliau masukkan semua
gandum yang ada serta mengeluarkan gandum yang telah tergiling dengan tangan
beliau sendiri. Dan begitulah keadaannya, dimana pada saat berputar batu
penggiling itu terdengar membaca tasbih dengan bahasa yang berbeda-beda
sehingga selesai gandum tertumbuk semuanya. Dan Rasulullah SAW berkata kepada
penggilingan tersebut: "Berhentilah engkau dengan izin Allah", dan
lumpang itupun berhenti.
Selanjutnya dengan izin Allah penggilingan itu
berkata kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah, demi Zat yang mengutusmu dengan
kebenaran sebagai nabi dan rasul, kalau saja engkau perintahkan aku untuk
menggiling gandum dari jagat Timur dan
Barat, tentu aku akan menggilingnya. Dan sesungguhnya aku telah mendengar firman dalam kitab-Nya: "Wahai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya manusia dan
batu-batu, sedang penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Q.S. At Tahrim : 6 ), maka
aku khawatir wahai Rasulullah, kalau-kalau aku menjadi batu yang dimasukkan
kedalam neraka."
Mendengar itu Rasulullah SAW berkata kepada batu penggilingan itu : "Bergembiralah engkau. Sesungguhnya
engkau tidak akan masuk neraka tapi menjadi bagian dari batu gedung Fathimah di surga." Dan
tentu saja mendengar itu batu penggilingan tersebut menjadi lega dan sangat
gembira.
Setelah itu Rasulullah SAW berkata kepada
Fathimah: "Wahai Fatimah, kalau Allah menghendaki tentulah
penggilingan itu akan menggilingkan
gandum untukmu. Akan tetapi Allah menghendaki agar ditulis beberapa kebaikan
untukmu, dan menghapuskan keburukan-keburukan
serta hendak mengangkat derajatmu.”
“Wahai Fathimah, barangsiapa orang perempuan yang
menumbukkan gandum untuk suami dan anak-anaknya, pasti Allah akan menuliskan
untuknya setiap satu biji, satu kebaikan serta menghapuskan darinya setiap satu
biji satu keburukan. Dan bahkan Allah akan mengangkat derajatnya.”
“Wahai Fathimah, barang siapa orang perempuan
berkeringat manakala menumbuk gandum (memasak) untuk suami dan keluarganya,
maka Allah akan menjadikan jarak antara
dia dan neraka sejauh tujuh
khonadiq (lubang yang sangat panjang).”
“Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan mau
meminyaki kemudian menyisir anak-anaknya
serta memandikan mereka, maka Allah akan menuliskan pahala untuknya bagaikan
ia memberi makan seribu orang lapar dan
memberi pakaian seribu orang yang telanjang.”
“Wahai Fathimah, bilamana seorang perempuan tidak
mau membantu hajat tetangganya, maka Allah SWT akan menghalanginya minum dari
telaga "Kautsar" di hari Kiamat kelak.”
“Wahai Fathimah, lebih utama dari itu adalah
kerelaan suami terhadap istrinya. Kalau saja suamimu tidak rela terhadap
engkau, maka aku tidak mau berdo’a untukmu. Apakah engkau belum mengerti wahai
Fathimah, sesungguhnya kerelaan suami adalah perlambang kerelaan Allah sedang
kemarahannya pertanda kemurkaan-Nya.”
“Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan
mengandung janin dalam perutnya, maka sesungguhnya malaikat-malaikat telah
memohonkan ampun untuknya, dan Allah menuliskan
untuknya setiap hari seribu kebaikan serta menghapuskan darinya seribu
keburukan. Dan manakala dia menyambut kehamilannya dengan senyum, maka Allah
akan menuliskan untuknya pahala para
pejuang. Dan ketika dia telah melahirkan kandungannya, maka berarti dia ke luar
dari dosanya bagaikan di hari dia lahir dari perut ibunya.”
“Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan
berbakti kepada suaminya dengan niat yang
tulus murni, maka dia telah keluar dari dosa-dosanya bagaikan di hari
ketika dia lahir dari perut ibunya, tidak akan keluar dari dunia dengan membawa
dosa, serta dia dapati kuburnya sebagai taman diantara taman-taman surga.
Bahkan dia diberi pahala seribu orang
haji dan seribu orang umrah. Disamping itu
seribu malaikat memohonkan ampun untuknya sampai hari kiamat. Dan
barangsiapa orang perempuan berbakti kepada suaminya sehari semalam dengan hati
lega dan penuh ikhlas serta niat lurus, pasti Allah akan mengampuni
dosa-dosanya serta memakaikan kepadanya pakaian hijau (dari surga) kelak di
hari Kiamat, serta menuliskan untuknya setiap sehelai rambut pada badannya
seribu kebaikan, dan Allah akan
memberinya (pahala) seratus haji dan umrah.”
“Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan
bermuka manis di depan suaminya, tentu Allah akan memandanginya dengan
pandangan’rahmat.”
“Wahai Fathimah, bilamana seorang perempuan
menyelimuti suaminya dengan hati yang lega,
maka ada Pemanggil dari langit memanggilnya "Mohonlah agar diterima
amalmu. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun
yang belum lewat."
“Wahai Fathimah, setiap perempuan yang mau
meminyaki rambut dan jenggot suaminya,
mencukur kumis dan memotongi kukunya, maka Allah akan meminuminya dari
sumur “rahiqil makhtum” dan sungai
surga, dan akan memudahkannya ketika mengalami sakaratul maut, dan akan mendapati kuburnya bagaikan taman dari
pertamanan surga, serta Allah menulisnya bebas dari neraka serta lulus melewati
shirat.”
…………………………
Mudah-mudahan petikan “pesan Rasulullah SAW” ini
bermanfa’at untuk setiap “Fatimah” yang ada di kalangan kaum muslimin; siapa
dan di mana pun “dia” berada. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi, 10 Ramadhan 1434 H / 19 Juli 2013
KH. Bachtiar Ahmad.
pa kyai tolong penjelasannya ada comment bahwa hadist ini palsu
ReplyDelete