oleh: KH.Bachtiar
Ahmad
=====================
Menurut
kamus bahasa Indonesia (KBBI), makna “zalim” adalah: bengis; kejam; tidak adil
atau tidak menaruh belas kasihan. Jadi perbuatan zalim itu adalah perbuatan
yang kejam yang tidak punya rasa keadilan dan tidak menaruh belas kasihan; baik
kepada orang lain maupun kepada makhluk
lainnya.
Sedangkan
menurut syariat (agama Islam) para ulama mendefinisikan makna zalim
sebagai:
“Segala
sesuatu tindakan atau perbuatan yang
melampaui batas, yang tidak
lagi sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Baik dengan cara menambah ataupun
mengurangi hal-hal yang berkaitan dengan waktu; tempat atau letak maupun
sifat dari perbuatan-perbuatan yang melampaui batas tersebut. Dan itu berlaku
untuk masalah-masalah yang berkaitan
dengan ibadah (hablum-minallah), maupun hubungan kemanusiaan dan alam semesta
(hablum-minannaas). Entah itu dalam
skala kecil maupun besar, tampak ataupun tersembunyi. Baik kepada orang lain
atau makhluk lain maupun kepada dirinya sendiri.”
Dalam Al-Quran terdapat kurang lebih 200 ayat yang khusus membicarakan
dan menjelaskan segala hal yang berkaitan dengan masalah “zalim” atau “kezaliman”,
suatu perkara yang sangat dibenci oleh Allah SWT sebagaimana yang tersurat
dalam salah satu firman-NYA:
“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal-amal saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah sangat
benci kepada orang-orang yang zalim.” (Q.S.Ali ‘Imraan: 57)
Bahkan karena amat
benci pada “perbuatan zalim”, maka Allah
SWT menegaskan kepada kita untuk tidak mendekati “orang yang zalim”, sekalipun
hanya merasa simpati (cenderung) kepada mereka yang berbuat zalim sebagaimana
yang ditegaskan Allah SWT dengan firman-Nya:
“Dan janganlah
kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api
neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain
daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (Q.S.Hud: 113)
Dalam catatan yang ringkas
ini kita tidak mungkin dapat
menguraikan satu persatu bentuk kezaliman dan kebodohan yang telah dilakukan
umat manusia. Akan tetapi dengan memperhatikan dan memahami apa-apa yang telah
difirmankan Allah SWT di dalam Al-Quran, maka diantara bentuk perbuatan zalim
yang sangat dibenci dan yang dmurkai Allah SWT antara lain adalah:
Mempersekutukan Allah; Mendustakan Allah; Menyembunyikan kebenaran;
Menyalahi janji; Orang-orang yang fasik; Menyalah gunakan jabatan dan amanah
yang diberikan; Orang-orang beriman yang mengikuti perilaku dan keinginan orang
kafir; Orang yang mengingkari Rasulullah
SAW serta perbuatan-perbuatan yang
melanggar hukum lainnya, yang telah ditetapkan oleh Allah.
Disamping apa yang telah dijelaskan di atas, maka Syaikh
Yusuf Qardhawi dalam Al-Ijtihad menjelaskan; pelanggaran atas
peraturan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang telah disepakati
sebelumnya, selama peraturan itu tidak bertentangan dengan hukum-hukum Allah
dan rasul-Nya; adalah juga merupakan tindakan zalim yang menunjukkan
seseorang pada kebodohan dirinya.
Hal menarik
untuk disimak dan di-ingat adalah, bahwa Allah SWT juga menyandingkan
“perbuatan zalim” dengan “kebodohan” sebagaimana firman-NYA:
“Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia
itu amat zalim dan amat bodoh.” (Q.S. Al-Ahzab: 72)
Oleh sebab itulah dalam pandangan agama
dijelaskan, bahwa perbuatan zalim yang
dilakukan oleh seseorang bukanlah karena bodoh lantaran tidak berilmu;
melainkan karena semata-mata oleh dirinya ingkar pada ketentuan-ketentuan (hukum)
yang telah ditetapkan Allah SWT. Jadi dalam hal ini dikatakan, bahwa semakin
tinggi ilmu seseorang (terutama dalam hal agama); jika ia berbuat zalim, maka
semakin tinggilah nilai kebodohannya dalam pandangan Allah SWT.
Kondisi ini
hendaklah benar-benar disadari, sebab siapa saja yang menampakkan kebodohannya
dengan perbuatan zalim yang ia lakukan, maka Allah SWT tidak akan pernah
mendapatkan pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT sebagaimana firman-NYA:
“Dan bagi
orang-orang yang zalim itu tidak ada
bagi mereka seorang pelindungpun dan
tidak pula seorang penolong baginya.” (Q.S.As-Syura : 8)
Mudah-mudahan Allah
SWT menolong kita agar tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang zalim.
Wallahua’lam.
Bagansiapiapi, 8 Dzulqaidah 1434 H / 13 September 2013.
KH.BACHTIAR
AHMAD
No comments:
Post a Comment