Friday 20 September 2013

JAGALAH IMANMU!



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
======================
Dalam situasi dan kondisi perekonomian dunia yang kian tak menentu ini; maka boleh jadi akan mendatangkan beragam penyakit dan tingkah polah kehidupan; terutama bagi orang-orang yang lemah imannya sebagaimana yang banyak diberitakan oleh media massa; entah itu Koran; majalah maupun televisi. Diberitakan bahwa lantaran “tekanan ekonomi” di antara mereka ada yang bunuh diri; bahkan ada yang tega membunuh anak dan isterinya. Dan tentu saja tak segan-segan lagi merampok dan sekaligus membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain. Na’udzubillahi mindzalik !

Oleh hal yang demikian itulah, agar kita tidak mudah terombang-ambing dalam tekanan hidup  yang demikian itu; dan tetap tegar dalam menghadapi segala kemungkinan yang datang  kepada kita; Baik suka maupun duka, maka hal yang paling utama untuk dipelihara adalah; iman yang kita  miliki. Sebab jika seseorang tidak mampu memelihara imannya, maka boleh jadi ia akan melakukan perbuatan dan tindakan yang dimurkai Allah SWT, ketika di dalam kehidupannya terjadi perubahan yang mendasar; yang bertolak belakang dengan harapan dan impiannya. Kata “orang Melayu” dalam tunjuk ajarnya:

Siapa yang terpelihara imannya;
bahagialah ia sepanjang masa
baik di waktu miskin maupun kaya;
tiadalah ia buat durhaka.

Adapun cara yang sangat manjur untuk memelihara iman dan keyakinan yang kita miliki,   adalah dengan tetap “beristiqomah” dalam keyakinan bahwa; Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini adalah semata-mata berdasarkan kehendak dan   ketentuan Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa. Sebab sebagaimana yang dinyatakan Allah SWT dengan firman-Nya, maka hanya orang-orang yang senantiasa istiqomah dengan keyakinannya sajalah yang tetap berada dalam pemeliharaan Allah dari rasa takut dan kecemasan berkepanjangan.         Allah  SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”; kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (beristiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Q.S.Fushilat: 30)

Jika iman seseorang terpelihara dalam “istiqomah”, maka insya-Allah dirinya akan senantiasa diingatkan dan disadarkan oleh keyakinannya; Bahwa segala sesuatunya di alam semesta ini telah diatur dan ditetapkan sedemikian rupa oleh  Allah SWT; Bahkan jauh sebelum kita dan alam semesta ini diciptakan sebagaimana yang di-isyaratkan Allah dalam firman-Nya:

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.// (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”  (Q.S. Al-Hadiid: 22-23)

Orang yang senantiasa beristiqomah juga wajib memiliki keyakinan, bahwa apa yang diperbuat Allah kepada dirinya bukanlah satu kesia-sian belaka; dan juga belum tentu juga buruk bagi dirinya, sebagaimana yang telah di-ingatkan Allah SWT dengan Firman-NYA:

 “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliha-ralah kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali ‘Imran: 191)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 216)

Dalam ruang yang terbatas ini memang tak dapat kita uraikan secara rinci bagaimana  cara  menjaga dan memelihara iman yang dimiliki. Akan tetapi beberapa di antaranya dapatlah disampaikan:

Pertama: hendaklah tetap bersyukur kepada Allah SWT dalam keadaan apapun juga. Sebab sebagaimana yang dijanjikan-NYA, maka dengan memperbanyak ungkapan syukur itulah akan dapat dicapai kenikmatan hidup, sekalipun tidak banyak materi lahiriah yang dimiliki. Dalam hal inilah Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim: 7)

Kata orang tua kita dalam tunjuk ajar Melayu-nya:
Kepada Allah wajib bersyukur; 
kalau tak ingin menjadi kufur.
Bersyukur itu wajib adanya;
kalau tak ingin azab mendera.

Bersyukur kepada Allah tidak hanya sebatas melaksanakan ibadah yang “fardhu” belaka, sebab hal yang demikian ini adalah memang suatu “kewajiban” dalam segala macam situasi dan kondisi hidup. Yang lebih utama itu adalah dengan melaksanakan apa-apa yang “sunnah”, misalnya dengan  besedekah; qiyamul lail; mempererat silaturahmi dan lain sebagainya.

Kedua: banyak beristighfar memohon ampunan Allah SWT; dan sekaligus bertaubat dari kemungkaran yang telah dilakukan. Sebab disamping terpeliharanya iman, maka ber-istighfar memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah, juga merupakan  salah satu upaya untuk mendapatkan rahmat dan nikmat Allah sebagaimana yang telah dicontohkan oleh umat Nabi Hud a.s ketika menderita lantaran musim kemarau yang berkepanjangan, sebagaimana yang telah diterangkan Allah SWT di dalam Al-Quran:

Dan (Hud berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan-Nya kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (Q.S. Hud: 52)

Tunjuk ajar  Melayu juga menyebutkan:

Banyaklah istighfar kepada Allah;
memohon ampun tak sudah-sudah
kadang tak sengaja lidahmu patah;
kerjapun juga kadang menyalah.

Banyak istighfar kepada Allah;
akan betulkan apa yang salah
akan datangkan rahmatnya Allah;
akan hilangkan segala musibah.

Tanda orang terpelihara imannya;
banyak ibadah serta istighfarnya
tetap bersabar lapang hatinya;
di waktu susah ataupun kaya.

Mudah-mudahan penjelasan yang ringkas ini dapat dipahami dan bermanfa’at untuk dijadikan sebagai pelajaran nbagi kita semua. Semoga kiranya Allah SWT senantiasa menjaga dan memelihara iman yang kita miliki  dengan hidayah dan inayah-NYA. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 15 Dzulqaidah 1434 H / 20 September 2014.
KH.Bachtiar Ahmad.

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.