oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Anakku, dalam sebuah
riwayat ada disebutkan, bahwa Khalifah “Umar
bin Abdul Aziz r.a” yang juga disebut-sebut orang sebagai “Khulafaur-rasyidin” yang ke 5 dalam
sejarah pemerintahan Islam suatu ketika
beliau berbicara di hadapan para sahabat; pembantu dan ahli keluarganya:
“Wahai
sahabat dan ahli keluargaku, jika suatu waktu kalian melewati kuburan, lihatlah
betapa berdempetnya rumah-rumah para penghuninya. Kemudian panggillah mereka yang ada di dalamnya jika
engkau bisa memanggil.
Tanyakanlah kepada orang-orang kaya yang telah berdiam
di sana, apakah masih tersisa kekayaan mereka. Dan kepada orang-orang miskin di antara mereka, tanyakan
pula apakah masih tersisa kemiskinan mereka?
Tanyakan pula
tentang lisan-lisan yang dengannya mereka berbicara, sepasang mata yang
dengannya mereka melihat indahnya pemandangan. Juga keadaan tentang kelembutan dan kehalusan kulit tubuh
mereka; tentang wajah-wajah mereka yang cantik jelita. Dan apakah yang telah
diperbuat oleh ulat-ulat yang ada di dalam dan di balik kain kafan mereka.
Tanyakan pula tentang pelayan-pelayan mereka yang setia
serta tanyakan pula dimanakah tumpukan harta dan sederetan pangkat yang mereka
miliki. Dimanakah rumah-rumah mewah
mereka yang menjulang tinggi. Dimanakah kebun-kebun mereka yang rindang dan
subur. Dimanakah pakaian-pakaian mereka yang indah-indah yang harganya
mahal-mahal. Dimanakah
kendaraan-kendaraan mewah kesukaan mereka. Dimanakah kolam renang dan telaga pribadi mereka.
Bukankah mereka kini berada di tempat yang sangat sunyi?
Bukankah siang dan malam bagi mereka sama saja?
Bukankah mereka berada dalam kegelapan? Bahkan mereka telah terputus
dengan amal mereka. Berpisah dengan orang-orang yang mereka cintai, harta dan
segenap keluarganya.
Karena itu wahai sahabat dan ahli keluargaku,
sebagai orang yang tak lama lagi akan
menyusul mereka masuk ke dalam kuburan! Janganlah kalian terpedaya dengan
dunia? Cobalah renungkan setiap saat tentang orang-orang yang telah pergi
meninggalkan kita. Sungguh mereka amat berharap untuk bisa kembali ke dunia.
Agar bisa menghimpun amal sebanyak-banyaknya. Tetapi, itu semua tidak mungkin
terjadi karena mereka telah dikuburkan.”
Anakku, seperti yang
pernah kusampaikan kepadamu; Bahwa kematian itu sangat dekat dengan kita dan
tak ada lagi tawar menawar ketika “Malaikat
Maut” datang menjemput sebagaimana yang tersurat dan tersurat dalam firman
Allah Ta’ala:
“Tiap-tiap umat mempunyai
batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Q.S. Al-A’raf:
34)
Oleh sebab itu
anakku, pengajaran dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz tersebut, adalah juga
sangat bernilai bagi kita yang suatu sa’at pasti akan mati dan dimasukkan orang
ke dalam kubur.
Anakku, mudah-mudahan nasihatku yang ringkas ini bermanfaat
untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaanmu kepada Allah Ta’ala.
Jakarta, 19 Jumadil
Awal 1435 H / 21 Maret 2014.
KH.Bachtiar Ahmad
No comments:
Post a Comment