Friday 4 April 2014

NASIHAT GURUKU (28): Tentang Pujian.



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Anakku,  sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman di dalam Kitab-Nya:

“Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”  (Q.S. Al-Mu’min/Ghafir: 65)

Dan itu artinya, hendaklah engkau beribadah kepada Allah atau berbuat kebajikan hanya semata-mata karena Allah Ta’ala. Bukan mengharapkan pujian atau ingin dipuji oleh orang lain. Sebab jika engkau tidak waspada, maka pujian itu dapat menumbuhkan penyakit riya’; ujub dan menumbuhkan kesombongan diri yang akan mengantarkanmu kepada murkanya Allah Ta’ala. Dan oleh karena bahaya yang demikian itu pulalah Rasulullah SAW sangat melarang seseorang memuji seseorang yang lain sebagaimana yang tersirat dalam sabda beliau:

Diriwayatkan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a; Bahwa suatu ketika  Rasulullah SAW mendengar seorang lelaki memuji seorang lelaki lain, lantas Baginda SAW bersabda: “Celakalah engkau! Sesungguhnya engkau telah menggorok leher saudaramu; engkau telah menggorok leher saudaramu! Kemudian Baginda SAW bersabda: “Sekiranya seseorang daripada kamu tidak dapat mengelak daripada memuji temannya maka hendaklah dia berkata;  saya si fulan demikian dan demikian, akan tetapi  Allah-lah yang menilai (keadaan sebenarnya). Aku tidak mau menilai atas nama Allah (kepada seseorang) demikian dan demikian, jika memang kelebihan itu ada pada dirinya.” (HR. Mutafaq ‘alaihi dari Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a)

Rasulullah SAW juga bersabda: “Berwaspadalah kamu daripada perangai puji memuji. Sesungguhnya pujian itu adalah sembelihan.” (HR. Imam  Ahmad dari Muawiyah r.a)

Anakku, hendaklah engkau selalu ingat; bahwa segala macam bentuk pujian itu adalah hanya untuk Allah Ta’ala sebagaimana firman-Nya:

“Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al-Fatihah: 2)

Oleh sebab itulah jika ada orang yang memujimu, maka hakikatnya pujian itu adalah untuk Allah semata seperti yang dikatakan oleh Syaikh Abdullah Al-Ghazali:

“Sesungguhnya penghormatan dan pujian yang diberikan orang kepadamu, adalah penghormatan dan pujian yang mereka tujukan kepada Allah Ta’ala. Sebab sesungguhnya dengan segala kebesaran; keagungan dan kasih sayang-Nya, Allah telah menutupi aib yang ada pada dirimu.”
                                       
Anakku, mudah-mudahan nasihatku yang ringkas ini bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaanmu kepada Allah Ta’ala.

Jakarta,  3 Jumadil Akhir  1435 H / 3 April 2014.
KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.