oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Anakku, sesungguhnya
Allah Ta’ala telah berfirman di dalam Kitab-Nya:
“Dialah Yang
hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah
Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam.” (Q.S. Al-Mu’min/Ghafir:
65)
Dan itu artinya, hendaklah engkau beribadah kepada Allah
atau berbuat kebajikan hanya semata-mata karena Allah Ta’ala. Bukan
mengharapkan pujian atau ingin dipuji oleh orang lain. Sebab jika engkau tidak
waspada, maka pujian itu dapat menumbuhkan penyakit riya’; ujub dan menumbuhkan
kesombongan diri yang akan mengantarkanmu kepada murkanya Allah Ta’ala. Dan
oleh karena bahaya yang demikian itu pulalah Rasulullah SAW sangat melarang
seseorang memuji seseorang yang lain sebagaimana yang tersirat dalam sabda
beliau:
Diriwayatkan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a; Bahwa
suatu ketika Rasulullah SAW mendengar
seorang lelaki memuji seorang lelaki lain, lantas Baginda SAW bersabda: “Celakalah
engkau! Sesungguhnya engkau telah menggorok leher saudaramu; engkau telah
menggorok leher saudaramu! Kemudian Baginda SAW bersabda: “Sekiranya seseorang
daripada kamu tidak dapat mengelak daripada memuji temannya maka hendaklah dia
berkata; saya si fulan demikian dan
demikian, akan tetapi Allah-lah yang menilai
(keadaan sebenarnya). Aku tidak mau menilai atas nama Allah (kepada seseorang)
demikian dan demikian, jika memang kelebihan itu ada pada dirinya.” (HR. Mutafaq ‘alaihi dari Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a)
Rasulullah SAW juga bersabda: “Berwaspadalah kamu
daripada perangai puji memuji. Sesungguhnya pujian itu adalah sembelihan.” (HR. Imam Ahmad
dari Muawiyah r.a)
Anakku, hendaklah
engkau selalu ingat; bahwa segala macam bentuk pujian itu adalah hanya untuk
Allah Ta’ala sebagaimana firman-Nya:
“Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al-Fatihah: 2)
Oleh sebab itulah
jika ada orang yang memujimu, maka hakikatnya pujian itu adalah untuk Allah
semata seperti yang dikatakan oleh Syaikh Abdullah Al-Ghazali:
“Sesungguhnya penghormatan dan pujian yang diberikan
orang kepadamu, adalah penghormatan dan pujian yang mereka tujukan kepada Allah
Ta’ala. Sebab sesungguhnya dengan segala kebesaran; keagungan dan kasih
sayang-Nya, Allah telah menutupi aib yang ada pada dirimu.”
Anakku, mudah-mudahan nasihatku yang ringkas ini bermanfaat
untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaanmu kepada Allah Ta’ala.
Jakarta, 3 Jumadil Akhir
1435 H / 3 April 2014.
KH.Bachtiar Ahmad
No comments:
Post a Comment