Friday 11 April 2014

NASIHAT GURUKU (29): Tentang Sakit



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Anakku,  satu perkara yang sangat tidak disukai oleh manusia adalah rasa sakit; atau datangnya penyakit yang ditimpakan Allah ke atas dirinya. Padahal sesungguhnya rasa sakit atau penyakit yang dialaminya itu adalah bagian dari cobaan atau ujian iman sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam firman Allah Ta’ala:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.  Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.”  (Q.S. Al-Anbiyaa’:  35)

Anakku, rasa sakit atau penyakit yang Allah Ta’ala ujikan kepada orang-orang beriman itu pada hakikatnya adalah suatu rahmat dan nikmat Allah jika  orang yang ditimpa sakit itu  bersabar dalam menerima ujian Allah tersebut, dan tetap melaksanakan apa-apa yang diperintahkan sebatas kemampuan yang ia miliki di dalam keadaan sakit tersebut. Keadaan yang demikian ini telah disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sabda beliau:

“Tiada seorang  Muslim-pun yang terkena oleh sesuatu kesakitan, baik itu berupa duri ataupun sesuatu yang lebih dari itu, melainkan Allah pasti menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab mushibah yang mengenainya tadi dan diturunkanlah dosa-dosanya sebagaimana sebuah pohon menurunkan daunnya; akan tetapi jika ia bersabar dalam menghadapinya.” (HR. Al-Bukhori dari Ibnu Mas’ud r.a)

Rasulullah SAW juga bersabda:

“Tidak ada kepayahan sakit; kesedihan; kesengsaraan dan musibah yang menimpa seorang muslim, bahkan seklipun tertusuk duri, melainkan Allah menjadikan semua itu sebagai penghapus dosanya, jika ia bersabar. (HR. Al-Bukhori dari Abu Said Al-Khudry dan Abu Hurairah r.a)

Barangsiapa oleh Allah dikehendaki akan memperolehi kebaikan, maka Allah akan memberikan musibah padanya; Baik yang mengenai tubuhnya, hartanya ataupun apa-apa yang sangat dicintainya.” (HR. Al-Bukhori dari Abu Hurairah r.a)

Anakku, ketika engkau diuji Allah dengan penyakit, maka janganlah engkau ubah nikmat Allah tersebut menjadi laknat-Nya. Sebab adakalanya banyak orang yang didera penyakit; bahkan hanya penyakit yang sedikit saja; dirinya telah mengabaikan kewajibannya terhadap Allah Ta’ala. Padahal ia masih memiliki kesadaran dan pikiran yang sehat untuk menunaikan perintah Allah sesuai dengan keringanan dan kemudahan yang telah diberikan  Allah dan Rasul-Nya kepada semua hamba-hamba-Nya yang sedang sakit.

Oleh sebab itu anakku, ketika engkau menderita sakit tetaplah beribadah kepada Allah semampumu dan disamping usaha lahiriah yang engkau lakukan untuk mengobati sakitmu, maka mohonlah kepada Allah Ta’ala agar engkau segera mendapatkan kesembuhan. Karena hanya Allah Ta’ala jua-lah yang menyembuhkan segala macam penyakit sebagaimana ucapan Nabiyallah Ibrahim ‘alaihis-salam yang difirmankan Allah di dalam Kitab-Nya:

“dan apabila aku sakit;  DIA-lah yang menyembuhkan aku.” (Q.S. Asy-Syu’araa’: 80)

Ingatlah anakku, bahwa dengan kesabarannya menerima penyakit yang diujikan Allah kepadanya; maka Allah telah menggantikan semua milik harta benda dan anak-anak Nabi Ayyub yang sebelumnya telah diambil Allah dengan berlipat ganda. Begitu juga dengan Nabi Sulaiman, bahwa kesabarannya dalam menerima ujian sakit yang diberikan Allah kepadanya, maka kepadanya telah Allah berikan kerajaan dan kekuasaan yang tidak pernah dimiliki oleh seseorangpun di muka bumi ini.

Anakku, mudah-mudahan nasihatku yang ringkas ini bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaanmu kepada Allah Ta’ala.

Jakarta,  10 Jumadil Akhir  1435 H / 11 April 2014.
KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.