Friday, 9 October 2015

HARAPAN DAN KEMATIAN



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
====================
Siapapun manusianya pastilah  memiliki harapan  untuk meraih kenikmatan dunia.  Bahkan orang yang kita anggap gila sekalipun harapan dan angan-angannya berbeda dengan orang yang waras. Sebab adanya “harapan” atau “keinginan” untuk memperoleh segala fasilitas kehidupan dunia dengan segala kenikmatannya yang mempesona dan yang menggoda, memang diciptakan Allah di dalam diri manusia sebagai bagian dari fitrah dirinya. Hal ini tersirat dalam firman Allah Ta’ala:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang di-ingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Q.S. Ali ‘Imraan: 14)

Bahkan untuk mendukung manusia dalam hal usaha pencarian kenikmatan dan kebahagiaan duniawi tersebut Allah mengajarkan kita do’a yang berkaitan dengan hal tersebut:

  "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (Q.S.Al-Baqarah: 201)

Akan tetapi kendatipun demikian adanya, manusia tentunya tidak boleh lupa bahwa hakikat atau tujuan pokok daripada penciptaan dan pemberian kenikmatan hidup duniawi tersebut  adalah semata-mata sebagai salah satu alat untuk menguji mereka sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (Q.S.Al-Kahfi: 7)

Sementara Rasulullah SAW telah mengisyaratkannya dalam sebuah hadis:

“Sesunguhnya dunia ini manis dan hijau dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian khalifah-Nya di dunia ini; Maka DIA akan melihat apa yang kalian perbuat. Maka takutlah kepada dunia dan takutlah kepada wanita, karena fitnah yang pertama kali pada Bani Israil adalah karena wanita.” (H.R.Muslim; At-Tirmidzi; Ibnu Majahdan Imam Ahmad dari Abu Said Al-Khudri r.a)

Disamping itu ada hal yang patut selalu di-ingat, bahwa manusia memiliki batas waku kehidupan yang singkat. . Atau dengan kata lain mereka pasti akan mati sebagaimana yang diperingatkan Allah Ta’ala:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”  (Q.S. Ali ‘Imran: 185)

Oleh sebab itu jika manusia memiliki harapan dan usaha untuk memperleh kenikmatan hidup di dunia yang telah dijanjikan Allah untuknya, maka hal tersebut tidak boleh melalaikannya dari kematian yang telah Allah janjikan untuknya. Dan satu hal lagi yang patut di-ingat adalah; Bahwa sebanyak apapun “harapan” itu diwujudkan Allah dalam kehidupan dunia ini, maka semuanya itu akan lenyap sebagaimana Firman-Nya:

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. dan Sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S.An-Nahl: 96)

Semoga kita tidak terlena dengan harapan hidup yang mengantarkan kita pada “thulul ‘amal” atau “panjangnya angan-angan” yang mendatangkan rasa malas untuk beramal ibadah; menunda-nunda waktu (untuk bertaubat dan berbuat baik); sangat mencintai dunia dan lupa pada kematian yang akan datang menjemput di waktu dan di tempat yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 25 Dzulhijjah 1436 H / 9 Oktober 2015
KH.Bachtiar Ahmad

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.