oleh: KH.Bachtiar
Ahmad
=====================
Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Sa’ad bin Jinadah r.a
dikisahkan:
“Ketika selesai dari perang Hunain
kami singgah di tanah kosong yang tidak terdapat apa-apa, maka Rasulullah SAW
bersabda: “Kumpulkanlah oleh kalian ! Barangsiapa menemukan sesuatu agar
membawanya. Barangsiapa yang mendapat tulang atau gigi agar membawanya.” Beberapa saat kemudian apa yang di dapat
telah menjadi suatu timbunan. Lalu Rasulullah SAW bersabda sambil menunjuk pada
timbunan yang ada: “Maka demikianlah dosa-dosa itu berkumpul pada seseorang di
antara kamu, sebagaimana kamu sekalian mengumpulkan ini. Maka hendaknya
seseorang takut kepada Allah, meninggalkan dosa-dosa kecil serta dosa-dosa yang
besar. Sesungguhnya dosa-dosa itu bagi seseorang yang melakukannya seperti
perumpamaan padang
pasir ini.”
Sementara itu melalui Abdullah bin Mas’ud r.a diriwayatkan; Bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Jauhilah oleh kamu sekalian akan
perbuatan dosa-dosa kecil, karena sesungguhnya apabila ia berkumpul bersama
seseorang (dalam diri seseorang), maka ia akan membinasakan orang itu.” (HR.
Muttafaq’alaihi)
Entah disadari entah
tidak, maka banyak kaum muslimin yang sudah melakukan kesalahan besar dan
mengabaikan apa-apa yang telah diperingatkan oleh Rasulullah SAW di atas. Bahkan ada diantaranya yang memang
dengan sengaja melakukan perbuatan-perbuatan tercela yang
dilarang oleh Allah SWT untuk kepentingan duniawinya dengan alasan; Hal itu
hanyalah dosa kecil, tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan apa yang
diperbuat orang lain. Padahal dalam sebuah ungkapan ada disebutkan: “sedikit
demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”. Artinya adalah, jika dosa-dosa kecil itu
dibiarkan dan terus menerus dilakukan, maka tentulah akan menjadi besar dan
akan membinasakan dirinya sebagaimana yang diperingatkan oleh Rasulullah SAW
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud r.a di atas.
Oleh sebab itu sudah
seharusnyalah kita selalu waspada terhadap hal-hal yang kita anggap kecil dan yang
kita anggap sebagai hal yang lumrah belaka dalam kehidupan ini. Sebab
bagaimanapun juga, sebagaimana yang ditegaskan Allah SWT di dalam Kitab-NYA,
baik atau buruknya perbuatan yang kita lakukan, walau sebesar zarrah (atom)
sekalipun, akan tetap dimintai pertanggungjawabannya:
“Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. // dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Dalam kondisi
sekarang ini hendaknya kita terus waspada, sebab dengan ilmu dan teknologi yang
semakin berkembang, banyak cara-cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan
keuntungan duniawinya. Oleh hal yang demikian itu, jika ada perbuatan atau
tindakan yang status hukumnya belum
jelas kita ketahui halal haramnya, maka hendaklah kita bertanya kepada ahlinya.
Dan yang demikian inilah yang telah di-ingatkan Allah SWT kepada kita dengan
firman-Nya:
“Dan janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.” (Q.S. Al-Israa’: 36)
Bak kata pepatah “karena
nila setitik, rusak susu sebelanga.” Artinya adalah, jangan karena hal yang
kecil, sia-sialah amal ibadah dan keta’atan kita kepada Allah SWT. Wallahua’lam.
Jakarta, 13 Sya’ban 1433 H / 3 Juli 2012
KH.BACHTIAR AHMAD
Betull Abaah,..terkadang hal yg kecil menjadikan yang besar menjadi sia-sia
ReplyDelete