oleh:
KH.BACHTIAR AHMAD
=======================
“Hingga apabila
mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut,
masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari" (Q.S. An-Naml: 18)
Hanya Allah SWT
jualah yang lebih mengetahuinya, mengapa surah ke 27 yang ada di dalam
Al-Qur’aan diberi nama AN-NAML (SEMUT), padahal dari 93 ayat yang ada di dalam
surah tersebut, hanya ada 1(satu) ayat yang berkisah tentang SEMUT, yakni ayat 18.
Akan tetapi apapun alasannya mengapa nama itu yang dipilih tidaklah menjadi
soal bagi kita, karena pengetahuan tentang hal itu ada dalam ILMU ALLAH. Yang
jelas mungkin Allah memberi isyarat kepada kita untuk memetik hikmah dan
BELAJAR DARI (kehidupan) SEMUT sebagai
bagian dan penjabaran dari firman-Nya:
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal; (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka. (Q.S. Ali ‘Imraan:
190-191)
Syaikh Abdullah
Al-Ghazali menjelaskan, bahwa
pelajaran penting dan utama dari ayat 18 surah An-Naml di atas adalah tentang
sikap dan sifat “kepedulian terhadap keselamatan sesama”. Dan hal ini sebenarnya sudah cukup memadai bagi kita untuk
mengambil pelajaran yang lebih luas lagi. Sebab bagaimanapun juga “kepedulian
terhadap keselamatan sesama” berarti mencakup semua hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan “amar ma’ruf nahi munkar” yang Allah perintahkan kepada kita
yang juga berkaitan erat dengan “tolong menolong dalam berbuat kebajikan dan
ketakwaan” sebagaiman firman-Nya:
“dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada
Allah; Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (Q.S.Al-Maa-idah: 2)
“dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali ‘Imraan: 104)
Sementara di dalam
penjabaran “ta’awanu ‘alal birri wat-taqwa” dan “amar ma’ruf nahi
munkar” tersebut meliputi segala macam aspek kebaikan yang diperintahkan
seperti; kejujuran; keikhlasan; kesabaran; tumbuhnya kesadaran ukhuwah; gotong
royong; sanggup berkorban dan lain-lain sebagainya; yang kesemuanya itu
merupakan amal ibadah yang mulia di sisi Allah.
Akan tetapi walau
demikian, dikatakan oleh Syaikh Abdullah Al-Ghazali, bahwa ada juga sisi
buruk yang tidak pantas diteladani dari kehidupan semut, yakni “semangat menumpuk
kebutuhan pokok hidup (harta)” yang tidak sebanding dengan umur semut yang
hanya berkisar antara 45-60 hari.
Jadi belajarlah
dari semut sebagai salah satu upaya menapaki jalan hidup yang baik dan diridhoi
Allah. Wallahua’lam
Bagansiapiapi, 20
Dzulqaidah 1433 H / 6 Oktober 2012
KH.BACHTIAR AHMAD
No comments:
Post a Comment