oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
======================
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW telah bersabda:
“Ada tiga hal yang menjadi induk dari segala dosa, hindarilah dan
berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hatilah terhadap keangkuhan, karena
keangkuhan menjadikan iblis enggan bersujud kepada Adam; berhati-hatilah
terhadap tamak (rakus), karena ketamakan mengantar Adam memakan buah terlarang;
dan berhati-hatilah terhadap iri hati, karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil)
salah seorang di antaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati.” (HR. Ibn Asakir melalui Ibn Mas'ud).
Dilihat dari “kasus per kasus” sebagaimana yang disabdakan
oleh Rasulullah SAW di dalam hadis di atas, maka sifat angkuh atau sombong;
rakus atau tamak dan iri hati atau dengki, tampaknya seperti terpisah antara
satu dengan lain. Akan tetapi pada hakikatnya, ketiga macam sifat buruk
tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Artinya adalah, bahwa
jika di dalam diri seseorang sudah tertanam “salah satu” dari sifat
buruk tersebut, maka mau tidak mau yang lainnya pasti akan tumbuh dan
berkembang juga sifat-sifat buruk lainnya yang sangat-sangat dibenci oleh Allah
SWT.
Secara sederhana dapatlah kita uraikan, bahwa seumpama dalam diri seseorang
sudah dijangkiti penyakit angkuh atau sombong, merasa dirinya memiliki
kelebihan, baik berupa ilmu pengetahuan, harta benda, ataupun jabatan; maka dari
kesombongan atau keangkuhan tersebut akan lahir prilaku suka menghina; mencela
dan merendahkan orang lain. Dan jika ia mendapat kabar atau melihat ada orang
yang memiliki sesuatu yang lebih baik dari dirinya, maka tanpa ia sadari akan
tumbuh pula sifat iri dan dengki di dalam dirinya. Dan jika itu berkaitan
dengan “harta benda”, boleh jadi tumbuh pula sifat rakus dan tamaknya
untuk memiliki harta benda yang jauh lebih banyak dari orang lain, yang pada
akhirnya dapat mengantarkannya pada prilaku suka menipu; berbohong; korupsi dan
lain sebagainya.
Keadaan itu juga berlaku pada kondisi yang lain; Bahwa jika di
dalam diri sudah tertanam sifat tamak atau rakus, maka tentulah iri hati atau
dengki dan juga sifat angkuh atau kesombongan akan ikut tumbuh di dalam
dirinya. Sebab seseorang yang tamak atau rakus akan selalu berusaha mempertahankan apa yang sedang dalam
genggamannya, baik berupa harta, kekuasaan, ataupun kedudukan. Sama sekali ia
tidak mau berbagi dan hanya mau dinikmati sendiri. Selain tidak pernah
bersyukur atas apa yang diperolehnya, dirinya akan selalu melecehkan dan
merendahkan orang lain, bahwa orang lain pastilah tidak akan mampu berbuat
sebagaimana ia melakukannya.
Begitu pula halnya dengan orang yang memiliki sifat iri hati atau
dengki; dirinya pastilah tidak rela atau tidak suka melihat orang lain
mendapatkan kebaikan atau kenikmatan. Kata orang sekarang sudah terjangkit penyakit
“SMS”; Senang (hati) Melihat (orang lain) Susah dan Susah (hati) Melihat (orang
lain hidup) Senang. Sehingga pada akhirnya dengan berbagai cara akan ia
halalkan untuk mengalahkan dan sekaligus menghancurkan orang yang ia dengki.
Dan semuanya itu tumbuh dengan sendirinya lantaran di dalam dirinya juga
tertanam sifat sombong dan tamak, menganggap orang lain tidak boleh lebih baik
dari dia; tidak boleh memiliki sesuatu yang lebih sempurna dari apa yang ia
miliki.
Sombong atau takabur; rakus atau tamak; iri hati atau hasud adalah
sifat-sifat tercela yang wajib untuk
dihindari dan dijauhi karena Allah SWT sangatlah membencinya. Dan semuanya itu
secara transparan sudah Allah peringatkan di dalam firman-Nya:
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong,
karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali
kamu tidak akan sampai setinggi gunung; Semua itu kejahatannya amat dibenci di
sisi Tuhanmu.” (Q.S.Al-Israa’: 37-38)
Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa menjaga dan memelihara kita
dengan hidayah dan inayah-Nya dari bisikan dan tipu daya syaitan yang
menyesatkan. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi, 26 Dzulqaidah 1433 H / 12 Oktober 2012
KH.BACHTIAR AHMAD.
No comments:
Post a Comment