oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Diriwayatkan, bahwa “Rayah Al-Qisiy” adalah seorang yang ta’at lagi
shalih menikah dengan seorang perempuan shalihah dan ahli ibadah. Suatu hari ada
beberapa sahabat Rayah yang bertanya keadaan
ibadah isterinya, Lalu Rayah Al-Qisiy pun bercerita:
“Beberapa tahun sebelum anak
kami lahir, hampir setiap malam sesudah melaksanakan sholat isya’ dan melayani
makan malamku, isteriku berdandan dan
bersolek serta memakai wangi-wangian yang sangat kusukai. Kemudian ia datang
kepadaku sambil berkata: “Wahai suamiku, sesungguhnya diriku ini adalah milik
Allah yang telah DIA amanahkan kepadamu, maka apakah malam ini engkau ada
berhasrat kepadaku; Jika engkau berhasrat, maka aku akan berada di sisimu
sepanjang malam; jika tidak izinkanlah aku bersama Allah pada malam mini.”
Kata Rayah lagi: “Jika aku menjawab “ya”, maka isteriku tak akan
pernah beranjak dari sisiku tanpa aku mengizinkannya melakukan sesuatu; Akan
tetapi jika aku mengatakan “tidak”, maka iapun segera melepaskan dandanannya,
lalu mengambil tempat untuk beribadah kepada Allah sampai saat tibanya waktu
shubuh. Kemudian setelah ia melahirkan anak-anak kami, ia tetap melakukan hal
yang sama dengan membagi waktunya untukku; untuk anak-anak kami dan juga untuk
Allah.”
(dipetik dan diedit dari Kisah-Kisah Sufistik)
Bagansiapiapi,
6 Rabi’ul Awwal 1434 H / 18 Januari 2013
KH.Bachtiar
Ahmad
No comments:
Post a Comment