oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Sekarang ini kita kembali
berada di bulan Rabi’ul Awal, bulan dimana banyak kaum muslimin menyelenggarakan Maulid Nabi
SAW sebagai salah satu upaya untuk mengkaji ulang dan memahami lebih banyak
sejarah kehidupan; perjuangan dan ajaran yang telah disampaikan oleh Rasulullah
SAW. Dan tentu saja yang lebih utama lagi adalah agar tumbuh kesadaran diri
untuk mengikuti dan meneladani “akhlaqul kariimah” Rasulullah SAW sebagaimana
yang tersirat dalam firman Allah SWT:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu
suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat
Allah dan kedatangan hari kiamat; dan dia banyak mengingat Allah.” (Q.S.Al-Ahzab: 21)
Syaikh Abdullah Al-Ghazali
mengatakan, bahwa jika seorang mukmin yang benar-benar meneladani serta mengaplikasikan akhlak dan
budi pekerti Rasulullah SAW dalam kehidupannya, maka boleh jadi juga bisa
menjadi lebih mulia dari “nabi” dalam konteks dan pemahaman yang lain. Artinya
ialah, bahwa sebagai orang yang mewarisi sifat dan kemuliaan akhlak Rasulullah
SAW, pada akhirnya ia pun akan menjadi “buah bibir” dan teladan bagi sebahagian
generasi berikutnya sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam hadis Rasulullah SAW yang menyatakan:
“Bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Di antara
umat-umatku kelak akan ada orang-orang yang kedudukannya melebihi kedudukan
para nabi dan rasul dari kalangan Israil.” (HR. Imam Ahmad dan Al-Baihaqi r.a)
Setuju atau tidak dengan apa yang
dikatakan oleh Syaikh Abdullah Al-Ghazali dalam memaknai hadis Rasulullah SAW
tersebut, yang jelas keadaan itu sudah dibuktikan oleh sejarah kehidupan yang
ada. Sebab ada “hamba-hamba Allah” yang telah bersungguh-sungguh meneladani dan
mengamalkan apa yang telah diwariskan dan diajarkan oleh Muhammad SAW, telah
dimuliakan Allah SWT dan menjadi “panutan” pula bagi sebahagian yang lain dalam
rangka memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang telah diwariskan
Rasulullah SAW kepada umat beliau.
Sebagai contoh sebut saja
nama-nama seperti seperti Abu Hanifah yang lebih dikenal dengan nama Imam
Hanafi; Imam Malik; Imam Syafi’i; Imam Ahmad bin Hanbali; Syaikh Abdul Qadir
Jailani; Hujjatul Islam Al-Ghazali; Muhammad Bahauddin An-Naqsyabadi dan banyak
lagi tokoh-tokoh yang lainnya yang menjadi panutan dan ikutan kaum muslimin di
seantero belahan bumi ini. Dan tentu saja keberhasilan mereka adalah lantaran
setelah mereka betul-betul berupaya semaksimal mungkin meneladani dan
melaksanakan ajaran-ajaran dan
prilaku yang telah diwariskan oleh
Muhammad Rasulullah SAW.
Dikatakan oleh Syaikh Abdullah,
bahwa lepas dari segala macam kelebihan
yang diberikan Allah SWT kepada Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul-Nya, maka
pada hakikatnya beliau adalah manusia biasa seperti kita. Sehingga dengan
demikian untuk meneladani dan mencontoh
beliau dari sisi kemanusiaannya adalah hal yang sangat mudah; baik yang
berkaitan dengan “hablum-minallah” ataupun “hablum-minannas” semaksimal mungkin
yang bisa kita lakukan. Jadi semuanya terserah pada kemauan dan usaha kita
sendiri. Yang jelas jangan jadikan alasan “meneladani Rasulullah SAW” hanya
dalam hal-hal menyenangkan nafsu diri belaka. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi,
12 Rabiul Awwal 1434 H / 25 Januari 2013.
KH.BACHTIAR AHMAD
No comments:
Post a Comment