oleh:
KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Secara umum makna kata “merdeka” adalah: bebas dari perhambaan; perbudakan
atau penjajahan. Dan berkaitan dengan makna tersebut, maka Syaikh Abdullah
Al-Ghazali menjelaskan tentang “orang beriman” yang merdeka sebagai berikut:
“Seorang
mukmin barulah
dapat disebutkan sebagai orang yang
merdeka apabila dirinya tidak dijajah atau dikendalikan oleh nafsu syahwatnya
dalam mengikuti langkah-langkah (perbuatan) syaithan yang dinyatakan Allah sebagai musuh yang nyata. Sedangkan perbuatan syaitan tersebut meliputi semua
hal; Baik yang berasal dari keinginan dirinya sendiri, maupun yang terinspirasi
(terilhami) dari tipu daya dan
perbuatan orang-orang
kafir; yang semua perbuatan-perbuatan
tersebut bertentangan dengan hukum dan ketetapan Allah SWT.”
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Syaikh
Abdullah Al-Ghazali sebagai salah satu tafsir beliau mengenai firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu
ikuti langkah-langkah syaithan; Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi
kamu.” (Q.S. Al-Baqarah: 208)
Dalam bagian lain Syaikh Abdullah Al-Ghazali
menyatakan, bahwa untuk bebas dan merdeka dari pengaruh syaithan dan hawa
nafsu, maka senjata utamanya adalah keta’atan atau ketundukannya dalam mematuhi
aturan-aturan Tuhan-nya; Allah SWT. Sebab hanya dengan cara inilah orang-orang
yang beriman dapat menjadi orag yang ikhlas, yang tidak akan mampu ditaklukkan
atau ditundukkan oleh syaitan sebagaimana janjinya kepada Allah yang Allah
patrikan dalam Al-Qur’an:
“Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau, ya
Allah, aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Mu yang
mukhlis di antara mereka.” (Q.S. Shaad:
82-83)
Dan juga dengan cara itu sajalah ia dapat
memperoleh rahmat atas hawa nafsunya yang senantiasa mengajak dan menyuruhnya
melakukan kemungkaran sebagaimana pernyataan Nabi Yusuf a.s yang Allah sematkan
sebagai firman-Nya:
“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Q.S.Yusuf: 53)
Selanjutnya Syaikh
Abdullah Al-Ghazali menjelaskan, bahwa secara umum faktor utama yang menjerat
manusia ke dalam penjara syaithan dan hawa nafsunya adalah karena keserakahan mereka pada kenikmatan dan
keindahan dunia yang fana ini; Baik sekadar untuk memuaskan hawa nafsu yang
bersifat pribadi, maupun untuk kepentingan keluarga; kelompok ataupun
golongan-golongan yang mereka ada di dalamnya. Pada akhirnya kondisi yang
demikian ini akan memunculkan bentuk penindasan dan penjajahan dalam bentuk
baru; yakni seseorang atau sekelompok orang akan menindas orang atau kelompok
lainnya demi mencapai tujuan yang dapat
memuaskan kehendak nafsunya.
Akhirnya, mengacu pada
penjelasan ringkas di atas, maka ada baiknyakita bertanya pada diri kita
sendiri; Benarkah kita sudah hidup sebagai “orang yang merdeka” ? Wallahua’lam.
Bagansiapiapi, 20
Rabi’ul Awwal 1434 H / 01 Pebruari 2013
KH.BACHTIAR
AHMAD
No comments:
Post a Comment