Wednesday, 14 December 2011

BEREBUT “BANGKAI” : Sebuah jawaban.

      Ada sebuah pertanyaan yang diajukan sehubungan dengan tulisan saya yang berjudul “BEREBUT BANGKAI” yang dimuat beberapa waktu lalu sebagai catatan di akun FB saya. Pertanyaan itu kurang lebih sebagai berikut:


   “Kalau dunia ini bangkai, mengapa kita juga diperintahkan Allah untuk mencarinya; bahkan diajarkannya berdo’a meminta kebahagiaan dunia ini.”


     Adapun tentang hal ini  Syaikh Abdullah Al-Ghazali menjelaskan, bahwa dunia ini memang  menjadi “bangkai” jika kita memperebutkannya tanpa batas dan melanggar ketentuan Allah SWT. Sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam firman Allah SWT:


      “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu; dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”  (Q.S. Al-Qashash: 77)


          Menurut Syaikh Abdullah Al-Ghazali, hal penting untuk dijadikan pedoman dalam mencari dan mengusahakan dunia adalah mematuhi perintah Allah untuk “tidak berbuat kerusakan” sebagaimana yang Alla perintahkan dalam ayat 77 surah Al-Qashash di atas. Makna “tidak merusak” tersebut adalah meliputi semua hal yang berkaitan dengan aturan dan kepentingan hidup yang kita jalani; baik yang bersifat material terlebih-lebih lagi yang berkaitan dengan hukum moral.


     Jika perintah Allah itu diabaikan, maka jadilah kita “binatang” atau “seperti anjing” sebagaimana firman Allah kepada nabi Daud a.s yang disebutkan Allah di dalam hadis qudsi pada catatan yang telah saya nukilkan dalam catatan yang lalu. Dan kondisi yang demikian inilah yang  secara transparansi dinyatakan Allah dengan firman-Nya:


      “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi; Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf: 179)


       Dan satu hal lagi yang patut diwaspadai oleh setiap orang yang beriman adalah; jangan terpukau dan terkesima dengan keindahan dunia. Sebab keindahan dan kemolekan dunia itu hanya diciptakan Allah bagi orang-orang kafir sebagaimana firman-Nya:


“Kehidupan dunia ini dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat; Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikendaki-Nya tanpa batas.”  (Q.S. Al-Baqarah: 212)


      Oleh sebab itu carilah dan dapatkanlah dunia dalam batas-batas kewajaran yang telah digariskan Allah. Jangan seperti anjing yang berebut bangkai sebagaimana yang diperingatkan Allah SWT kepada Nabi Daud a.s sebagaimana dalam hadis qudsi di atas. Dan jika telah mendapatkannya jadikanlah sebagai “ladang untuk kebahagiaan akhirat”  yang kelak akan kita tempuh dan lebih kekal keadaannya. Wallahua’lam



Bagansiapiapi, 06 Dzulqaidah 1432 H / 04 Oktober  2011

KH. BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.