Friday, 30 December 2011

DIA LEBIH MEMBUTUHKANNYA DARIKU


di-edit dari terjemahan: Risalah Al-Qusyairiah
Oleh: KH BACHTIAR AHMAD
=========================
Suatu hari Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib r.a (anak dari sepupu Rasulullah SAW) berjalan menuju kebunnya; Dalam perjalanannya, lantaran hari sudah siang dan cuaca agak terik, Abdullah berhenti di salah satu kebun kurma milik orang lain, yang saat itu sedang dijaga oleh seorang budak hitam.

Beberapa saat kemudian Abdullah melihat budak tersebut mengeluarkan bekal makanannya; dan nyaris di saat yang bersamaan masuklah ke dalam kebun tersebut se-ekor anjing kurus; yang kelihatannya sangat lapar sekali. Sambil menjulur-julurkan lidahnya,  anjing kurus tersebut menatap ke arah budak hitam yg saat itu tengah mengeluarkan sepotong roti dari kantung makanannya.

Melihat keadaan anjing tersebut, budak hitam itu lalu memotong rotinya menjadi dua dan melemparkannya kepada “si anjing” dan hanya dalam hitungan detik; dengan lahapnya si anjing memakan roti tersebut; dan kembali menatap ke arah budak hitam “si penjaga kebun”. Lalu budak hitam itu melemparkan kembali potongan roti yang ada di tangannya.
Menyaksikan keadaan itu, Abdullah bin Jakfar lalu mendatangi budak hitam tersebut dan terjadilah percakapan di anatara mereka:

“Wahai penjaga kebun, berapa banyakkah engkau diberi bekal dalam sehari untuk menjaga kebun ini ?” 

Budak hitam itu menjawab: “Seperti yang tuan lihat tadi, hanya sepotong roti itulah yang menjadi bekalku.”

“Lalu mengapa engkau berikan semua roti tadi kepada si anjing. Bukankah engkau juga membutuhkannya ?”

“Wahai tuan, di sekitar kebun ini sebenarnya tak ada se-ekor pun anjing yang dipelihara orang. Anjing yang kelaparan tadi mungkin datang dari tempat yang jauh; dan mungkin saja sudah berhari-hari tak menemukan makanan. Tentulah anjing itu sangat lapar sekali dan dia lebih membutuhkan makanan dibandingkan diriku.”

“Tapi apakah kau engkau tidak khawatir dengan dirimu tanpa ada yang kau makan hari ini?”

“Alhamdulillah, hari ini aku akan berlapar-lapar dan mudah2an Allah akan mecatatnya sebagai puasaku hari ini.”  

Mendengar ucapan si budak hitam tersebut, Abdullah berkata dalam hatinya: “Ternyata ada orang yang lebih pemurah dan lebih baik dariku. Padahal aku telah dicela orang karena terlalu pemurah kepada orang lain.”

Beberapa waktu kemudian; Abdullah bin Jakfar membeli kebun tersebut berikut si budak hitam penjaganya; lalu Abdullah menghibahkan kebun tersebut kepada si budak hitam dan sekaligus memerdekakannya. Wallahu’alam

Bagansiapiapi, 29 Rabi’ul Akhir 1431 H / 14 April 2010
KH.BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.