Wednesday 28 December 2011

ORANG GILA


oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
========================
Menurut pengertian umum orang gila adalah orang yang sakit jiwa atau yang sakit ingatan lantaran ada gangguan pada urat saraf-nya. Dan biasanya, jika kita bicara tentang  orang gila, maka yang terbayang di pelupuk mata kita adalah keadaan seseorang yang kusut masai; tidak mandi; berpakaian lusuh; robek atau koyak disana sini; bahkan  ada juga yang berkeliaran dalam keadaan telanjang bulat. Suka mengoceh atau meracau sesuka hatinya; bahkan kadang-kadang juga suka marah dan mengamuk tanpa jelas sebab musababnya; serta berbagai macam keadaan-keadaan yang tidak normal lainnya menurut definisi sehat yang kita pahami secara umum.  Namun demikian ada juga orang gila yang penampilannya bertolak belakang dengan keadaan di atas. Atau dengan kata lain; ada orang yang terganggu jiwanya, tapi tetap tampil dalam keadaan bersih layaknya orang-orang yang normal.

Banyak faktor dan kondisi yang dapat membuat seseorang menjadi gila yang diantaranya; ada orang yang gila lantaran angan-angan atau cita-citanya tidak kesampaian. Ada pula yang disebabkan oleh kehilangan sesuatu yang sangat dicintainya semisal kekasih hati; jabatan; harta benda dan juga oleh sebab-sebab yang lain-lainnya.

Akan tetapi berbeda dengan anggapan kita, maka dalam  pandangan agama sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah SAW, bahwa orang-orang yang terganggu jiwanya oleh berbagai faktor atau keadaan sebagaimana yang diterangkan di atas tidaklah disebut sebagai orang gila.  Orang-orang semacam itu hanya disebutkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang sakit atau yang mendapat musibah dari Allah SWT. Dan secara hukum mereka termasuk dalam kelompok yang dibebaskan  dari melaksanakan kewajiban syariat seperti sholat; puasa; zakat; haji dan lain sebagainya, kecuali pada suatu ketika mereka telah sembuh dari kondisi gila tersebut. Atau dengan kata lain; tidak ada dosa atas diri mereka jika melanggar perintah dan ketentuan Allah SWT, sampai mereka sembuh dari penyakitnya.

Lalu kalau sudah begitu keadaannya, siapakah sebenarnya orang gila yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW. Atau dengan kata lain; orang gila menurut pandangan agama ?

Syaikh Abdullah Al-Ghazali dalam Risalah Tafsir menyampaikan sebuah riwayat (hadis) sebagai berikut:

“Pada suatu hari Rasulullah SAW ber-jalan melewati sekelompok sahabat yang sedang ber-kumpul. Lalu beliau bertanya kepada mereka: “Mengapa kalian berkumpul disini” Para sahabat tersebut lalu menjawab: “Ya Rasulullah,  ada orang gila yang sedang mengamuk. Oleh sebab itulah kami ber-kumpul disini.” MenanggapI hal itu Rasulullah SAW lalu bersabda:  “Sesungguhnya  orang  ini  tidaklah  gila  (al-majnun), tapi orang ini hanya sedang mendapat musibah. Tahukah kalian, siapakah orang gila yang sebenar-benarnya disebut gila  (al-majnuun haqqul majnuun) “.  Para sahabat lalu menjawab: Tidak ya Rasulullah. Hanya Allah dan rasul-Nya jualah yang mengetahuinya.” Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan: “Orang gila yang sesungguhnya gila (al-majnun haqqul majnun) adalah orang yang berjalan dengan penuh kesombongan; yang membusungkan dadanya; yang memandang orang dengan pandangan yang merendah-kan; lalu berharap Tuhan akan memberinya surga; padahal ia selalu berbuat maksiat kepada-Nya. Selain itu orang-orang yang ada di sekitarnya, tidak pernah merasa aman dari kelakuan buruknya. Dan di sisi yang lain, orang juga tak pernah mengharapkan perbuatan baiknya. Nah, orang semacam inilah yang disebut sebagai orang gila yang sebenar-benarnya gila (al-majnuun haqqul majnuun). Adapun orang yang kalian tonton ini hanyalah  sedang mendapat musibah dari Allah.”
             
Menyimak apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW tersebut, maka dapatlah kita simpulkan; Bahwa orang gila yang sesungguhnya gila atau (al-majnuun haqqul majnuun) adalah orang-orang yang sehat jasmani dan ruhani-nya; yang tetap memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan hukum agama yang dibebankan kepadanya. Akan tetapi di dalam masyarakatnya, yang memiliki beberapa penyakit yang antara lain dijelaskan oleh Rasulullah SAW; Orang yang sombong; yang apabila berjalan ia melangkahkan kakinya dengan  pongah; dan selalu ingin dihormati; serta selalu memandang rendah kepada orang lain. Dan  di balik kesombongannya itu, selalu berharap agar Allah memberinya pahala atas perbuatannya, dan apabila sudah mati ingin pula masuk ke dalam surganya  Allah SWT.

Tidak hanya sombong, tapi juga banyak melakukan perbuatan maksiat dan kejahatan; baik nyata maupun tersembunyi, yang oleh sebab ini pula maka banyak orang-orang yang ada di sekitarnya, yang tidak pernah berharap akan kebajikan yang mereka perbuat. Sehingga pada akhirnya orang tidak lagi peduli dengan kebajikan maupun kejahatan yang mereka lakukan.

Kalaupun orang-orang di sekitar mereka menaruh rasa hormat dan simpati, hal itu mungkin disebabkan oleh berbagai macam pertimbangan, agar tidak tumbuh masalah lain, yang berdampak buruk pada tata pergaulan hidup yang ada.

Mengapa Rasulullah SAW menyatakan, bahwa orang yang sombong dan yang memiliki sifat buruk lainnya, sebagaimana yang disebutkan di atas adalah orang gila yang sebenar-benarnya gila (al-majnun haqqul majnun).

Perkara ini tentu saja tidak lepas dari pernyataan-pernyataan Allah SWT di dalam Kitab-Nya; Al-Qur’anul Karim, yang beberapa di antaranya:

 “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mem-persekutukan-Nya dengan sesuatupun; dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”   (Q.S. An-Nisaa’: 36)

Sedangkan dalam surah Al-Israa’ ayat 37 ditegaskan oleh Allah SWT: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguh-nya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (Q.S.Al-Israa’: 37)

Allah SWT  juga berfirman: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesung-guhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Q.S. Luqman: 18)
             
Selanjutnya dengan menyimak beberapa keterangan di atas, maka boleh jadi  pepatah atau kalimat men sana in corpore sano atau dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat; tidak sepenuhnya dapat kita terima. Sebab dalam kenyataannya; di sekitar kita cukup banyak orang-orang yang sehat badannya, akan tetapi ia memiliki berbagai ragam penyakit jiwa sebagaimana yang tersirat dalam firman Allah SWT atau hadis Rasulullah SAW yang telah disampaikan di atas.

Dan oleh sebab itu pulalah, ada baiknya saat ini kita mengoreksi dan menginstropeksi diri masing-masing; Apakah kita benar-benar sehat, atau apakah termasuk dalam kelompok orang gila yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW.  Atau paling tidak, mungkin ada sedikit virus atau bibit penyakit gila yang dikatakan oleh Rasulullah SAW tersebut di dalam diri kita. Sehingga dengan demikian perlu kita jaga dan kita obati secepat mungkin, agar pada akhirnya kita tidak benar-benar menjadi gila lantaran situasi dan kondisi hidup yang terus menerus berubah. Terutama tumbuh dan berkembangnya sifat sombong di dalam diri, yang pada akhirnya sia-sia pulalah amal ibadah yang telah kita lakukan, sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Bukhari  dari Abdullah bin Mas’ud r.a, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

“Siapa saja yang di dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya sebesar dzarrah (sebesar biji atom), maka ia tidak akan masuk surga.” 

Mudah-mudahan dengan hidayah dan inayah Allah SWT, apa yang disampaikan melalui  catatan ini dapat dipahami dengan sebaik-baiknya; dan semoga kiranya  kita semua dimasukkan Allah SWT ke dalam kelompok orang-orang yang sehat secara jasmaniah dan ruhaniyah; yang dari waktu ke waktu senantiasa mendapat hidyah dan inayah Allah untuk  mem-perkokoh iman dan meningkatkan nilai-nilai  ketakwaan kepada-Nya.  Amiin ya robbal ’alamiin.  Wallahua’lam

Bagansiapiapi, 18 Rabi’ul Akhir 1432 H / 24 Maret 2011
KH.BACHTIAR AHMAD

7 comments:

  1. Assalamu'alaikum uztadz,, postingan yang menarik dan bermanfaat,,
    maaf uztadz saya mau tanya,tentang orang gila dalam pandangan medis dan umum atau sakit jiwa,,
    sebenarnya bagaimana keadaan hati dan akal mereka kenapa mereka bisa berperilaku seperti itu?? dan bagaimana keadaan mereka di akhirat nanti??

    syukron katsiron,,,
    wassalamu'alaikum

    ReplyDelete
  2. Masya Allah, artikel yang bagus. Insya Allah, semoga Allah tidak memasukkan kita kedalam golongan orang yang sombong. Aaammiiinn.

    ReplyDelete
  3. Ya Allah semoga orang2 Yang mendapat musibah di dunia ini ia diberikan kesembuhan dan diberikan ketabahan atas musibah nya. Amin..

    ReplyDelete
  4. Ya Allah semoga orang2 Yang mendapat musibah di dunia ini ia diberikan kesembuhan dan diberikan ketabahan atas musibah nya. Amin..

    ReplyDelete
  5. Minta rujukan kepada semua hadis diatas jzklhkhrn

    ReplyDelete

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.