oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
************************
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “tipu” berarti; Perbuatan atau perkataan yang tidak jujur (bohong, palsu dsb) dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali, mengecoh dengan maksud mecari keuntungan atau kesenangan. Sedangkan kata “menipu” maksudnya menggunakan tipu muslihat, mengakali, memperdayakan untuk maksud yang telah disebutkan di atas.
“Menipu” adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh agama dan masyarakat manapun, karena dapat merugikan dan meyengsarakan orang lain. Dan “trik” atau cara-cara menipu bisa dilakukan dengan berbagai bentuk lainnya seperti bohong; mengingkari apa yang telah dijanjikan; memuji-muji atau menjelek-jelekkan sesuatu hal dari hal yang sebenarnya dan lain-lainnya, yang kesemuanya itu secara jelas dan tegas telah dilarang oleh Allah SWT dalam Kitab dan Sunnah Rasul-Nya.
Walaupun menipu adalah perbuatan yang terlarang; akan tetapi terkadang kita melihat ada orang yang selalu merasa senang melihat orang lain tertipu dan ditipu. Bahkan di-antaranya ada yang merasa bangga jika bisa melakukan hal tersebut kepada orang lain. Seakan-akan orang yang ditipu itu adalah benar-benar bodoh dan pandir, sementara dialah yang paling pintar dan handal. Dan perbuatan menipu itu mereka lakukan hanya karena ingin memenuhi ambisinya yang sangat-sangat cintakan kesenangan dunia; Bahkan agar tujuan tersebut tercapai, maka tidak hanya orang lain yang mereka tipu; tapi juga diri (hati nuraninya) dan boleh jadi mereka juga (merasa mampu) menipu Tuhannya: Allahu Azza Wa Jalla.
Akan tetapi ketahuilah, bahwa sebenarnya manusia yang suka menipu tersebut sesungguhnya adalah seorang “Penipu” yang tertipu. Sebab secara tersirat Allah SWT telah menyatakan dengan firman-Nya:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan; perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak; seperti hujan dan tanam-tanamannya yang mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kemudian kamu lihat warnanya menjadi kuning dan kemudian hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Q.S Al-Hadiid ayat 20 )
Semoga kita tidak termasuk ke dalam kelompok orang-orang semacam ini.
Wallahu a’alam.
Bagansiapiapi, 18 Muharram 1433 / 14 Desember 2011
KH. BACHTIAR AHMAD
No comments:
Post a Comment