oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
========================
Dilihat dari kaca mata phisik kita patut bangga dan acungkan jempo kepada segenap kaum muslimin yang tersebar di segenap pelosok negeri ini. Sebab di berbagai tempat kini masyarakat sibuk membangun baru atau merenovasi tempat-tempat ibadah yang mereka sebut sebagai “masjid atau musholla”.
Adalah merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi mereka jika di kampungnya ada masjid atau musholla. Soal besar atau kecil; permanen atau tidaknya bukan masalah, yang penting ada; sebagai bukti atau identitas; Bahwa di kampung tersebut semangat beribadah mereka sangat tinggi.
Akan tetapi sayang seribu kali sayang, ketika masuk waktu sholat coba anda lihat ke dalamnya. Berapakah jumlah orang atau shaf yang terisi ?. Apalagi untuk waktu-waktu sulit seperti Zhuhur; Ashar dan Shubuh. Bahkan ada di antaranya yang tidak dibuka sama sekali, alias tidak ada orang yang melaksanakan sholat di dalamnya. Padahal kalau kita sensus jumlah umat yang ada di sekitar masjid atau musholla tersebut, maka insya Allah 99% adalah muslim atau mereka yang mengaku beragama Islam !
Setuju atau tidak , maka dalam beberapa kurun waktu terakhir ini kita melihat, bahwa semangat kaum muslimin (khususnya dinegeri kita) untuk melaksanakan sholat berjama’ah sangat menurun sekali. Sepertinya banyak diantara kita yang sudah kehilangan dan tidak peduli lagi dengan nilai-nilai ukhuwah islamiyah yang sangat menjadi dasar utama syiar dan kebangkitan islam, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat-sahabat beliau di masa lampau.
Pada masa permulaan Islam Rasulullah dan para sahabat yang berlanjut pada beberapa generasi berikutnya, kaum muslimin berlomba-lomba membangun dan mendirikan masjid, agar mereka dapat berkumpul; berjama’ah; bersilaturahmi dan menyatukan pendapat untuk mensyiarkan islam, walaupun masjid yang dibangun tidak seindah yang kita temukan pada masa ini. Pada masa-masa itu, sekalipun lantai masjid masih terdiri dari pasir dan kerikil tanpa sajadah ataupun permadani tebal; masjid-masjid tersebut penuh disesaki umat, mereka bersujud mengabdi dan menyerahkan diri kepada Allah, sehingga kening atau dahi mereka menghitam.
Sebaliknya pada kurun waktu terakhir ini (khususnya di negeri kita) orang berlomba membangun masjid hanya untuk sekadar identitas keislaman dan bermegah-megahan. Walaupun lantainya licin mengkilap dan dilapisi sajadah atau permadani tebal, akan tetapi ia lebih banyak kosong dan ditinggalkan umat yang tidak lagi memiliki tanda-tanda keta’atan di wajah mereka. Dan kenyataan ini tentu sangatlah memprihatinkan kita, lantaran makin sedikitnya orang-orang yang mau memakmurkan masjid sebagai salah satu tanda orang-orang yang beriman kepada Allah SWT sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam firman-NYA:
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian serta tetap mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa dan siapapun) kecuali kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk kedalam golongan orang-orang yang senantiasa mendapat petunjuk ( dari Allah).” (Q.S.AT-TAUBAH: 18)
Oleh sebab itu, disamping meraih nilai-nilai ibadah yang lebih baik dan sempurna sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah SAW tentang penting dan utamanyanya “sholat berjama’ah”; Maka sudah selayaknyalah kita hidupkan kembali semangat untuk berjama’ah, agar keimanan dan keta’atan kepada Allah semakin tinggi dan lengkap nilainya di hadapan Allah SWT.
Jangan hanya ketika perlu saja kita mengundang jama’ah masjid atau musholla, tapi marilah kita menjadi bagian daripada jama’ah tersebut. Wallahua’lam.
Bagansiapiapi, 06 Safar 1433 H / 01 Januari 2012
KH.BACHTIAR AHMAD
No comments:
Post a Comment