Wednesday 4 January 2012

NASIHAT IMAM AL-GHAZALI : “Sepuluh amaliah yang wajib dijaga”

Ketahuilah, seorang hamba wajib menjaga amalnya dari sepuluh perkara, yakni: riya’; kemunafikan; kerancuan; pamrih; menyakiti orang lain; melakukan hal yang dapat menimbulkan penyesalan; ujub (bangga pada diri sendiri); menjauhkan diri dari perbuatan yang dapat mendatangkan kerugian (baik untuk orang lain maupun diri sendiri); bermalas-malasan dan merasa takut dikecam orang lain.

Dalam hal ini guru saya mengupayakan tandingannya antara lain: Untuk melawan kemunafikan hendaklah ikhlas dalam beramal. Lawan dari riya’ adalah ikhlas demi memperoleh pahala-Nya. Lawan dari kerancuan beramal hendaklah dengan cara bertakwa kepada Allah (artinya benar-benar melaksanakan perintah dan meninggalkan dilarang-redaksi). Lawan dari pamrih adalah dengan cara menyerahkan segala amaliah kepada Allah. Lawan dari perbuatan menyakiti orang lain adalah dengan cara memperbaiki kelakuan yang sudah lampau. Lawan dari melakukan hal yang dapat menimbulkan penyesalan adalah dengan cara menguatkan jiwa. Lawan dari ujub (bangga pada diri sendiri) adalah dengan sadar sepenuhnya pada pemberian Tuhan. Lawan dari perbuatan  yang dapat mendatangkan kerugian (baik untuk orang lain maupun diri sendiri) adalah  dengan cara selalu menanamkan kebajikan. Lawan dari  bermalas-malasan adalah dengan menghargai taufiq (pertolongan) Allah SWT. Dan lawan dari  merasa takut dikecam orang lain adalah dengan menumbuhkan rasa takut kepada-Nya.

Kemudian ketahuilah, perbuatan nifaq (munafiq) akan meruntuhkan amal perbuatan. Sedangkan riya’ menjadikan amaliah akan ditolak-Nya. Mengharapkan pamrih dan menyakiti orang lain akan menggugurkan kejujuran dan menghilangkan berlipat gandanya pahala amaliah. Sedangkan penyesalan akan menggugurkan seluruh amal perbuatan. Rasa ujub akan menghilangkan upaya meningkatkan amal perbuatan. Merasa rugi dan bermalas-malasan akan menjatuhkan atau mengurangi amal perbuatan. Untuk itu anda wajib menghilangkan berbagai kendala yang menakutkan dan membahayakan tersebut.  Sesungguhnya taufiq hanyalah berasal dari Allah.

(dinukil dan di-edit dari terjemahan RAUDHATUT-THALIBIN WA UMDAHAS-SALIKIN karangan AS-SYAIKH AL-IMAM ABU HAMID BIN MUHAMMAD AL GHAZALI rhml)

Bagansiapiapi, 9 Safar 1433 H / 4  Januari 2012
KH. BACHTIAR AHMAD

1 comment:

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.