Mau
disebut sebagai “pelawak” barangkali kurang tepat, sebab materi inti yang ia
sampaikan adalah hal-hal yang berkaitan dengan “syari’at” Mau disebut sebagai
“pendakwah” rasanya kurang pas, sebab dalam penampilannya ia lebih banyak
“melawak”. Lalu iapun berkata: “Mohon dimaklumi, bahwa yang saya lakukan ini
adalah DAKWAH SYI'AR bukan DAKWAH SYARI'AT..."
Allah
SWT berfirman:
“Dan tinggalkanlah orang-orang
yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka
telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu
agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya
sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at
selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun,
niscaya tidak akan diterima itu daripadanya; Mereka itulah orang-orang yang
dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang
sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.” (QS.
Al-An’aam: 70)
Syaikh
Abdullah Al-Ghazali menjelaskan, bahwa
makna dari “menjadikan agama
sebagai main-main dan senda gurau” tidak hanya berupa perbuatan memperolokkan
agama dengan cara mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi larangan Allah
secara main-main dan tidak
sungguh-sungguh. Akan tetapi termasuk di dalamnya adalah menyampaikan
pesan-pesan agama dengan bersenda gurau agar orang yang mendengarnya menjadi
tertawa.
Abdullah
Al-Ghazali juga menjelaskan, bahwa Rasulullah SAW telah memperingatkan; Bahwa
jika seseorang dengan sengaja berkata-kata atau membuat gerakan dengan tujuan
agar orang yang mendengar atau melihatnya tertawa, maka orang tersebut akan
dimasukkan ke dalam neraka. Dan berdasarkan pernyataan Rasulullah SAW tersebut
Abdullah Al-Ghazali mengatakan; bahwa bagi orang-orang yang dengan sengaja
menyampaikan pesan-pesan agama (syariat/hukum agama; baik yang diterangkan
Allah di dalam Al-Quran maupun yang dijelaskan Nabi SAW melalui hadis-hadis
beliau) dengan cara bersenda gurau, maka
tentulah hukumannya akan lebih berat lagi.
Lalu
menurut anda bagaimana. Apa memang ada yang namanya dan bedanya “DAKWAH SYI’AR
dan atau DAKWAH SYARI’AT ?” Atau itu hanya sebuah upaya “pembenaran” atas apa
yang diperbuatnya? Ada yang bisa bantu
nggak? Wallahua’lam
Batam,
18 Rabi’ul Awwal 1433 H / 11 Pebruari 2012.
KH.BACHTIAR
AHMAD
syukron pak kyai atas tausyiahnya,,,,semoga ALLOH SWT sllu merberkati hidup pak kyai,,,,,,,,,
ReplyDelete