oleh:
KH.BACHTIAR AHMAD
========================
Suatu
ketika tengah hari di Madinah, matahari bersinar terik dengan panas
yang sangat menyengat, banyak penduduk yang lebih memilih beristirahat dan
tidur siang di rumah mereka masing-masing. Ketika itulah Abu Bakar As-Shiddiq
r.a keluar rumah dengan agak sempoyongan menuju masjid. Sejenak kemudian
setelah Abu Bakar menyandarkan punggungnya di dinding masjid, Umar bin Khattab
r.a datang; juga dengan langkah yang agak sempoyongan. Dan ketika ia melihat
Abu Bakar, Umar bertanya: “Wahai Abu Bakar, apa yang menyebabkan engkau
keluar pada siang yang panas ini?”
Sambil
tersenyum Abu Bakar menjawab: “Wahai Umar, aku keluar karena desakan lapar
lantaran sejak pagi belum ada sesuatu yang masuk ke perutku.”
Mendengar
itu Umar menimpali ucapan Abu Bakar dan berkata: “Demi Allah, yang diriku
ada di tangan-NYA; akupun terpaksa keluar karena lapar.” Kemudian Umar
duduk di sebelah Abu Bakar.
Tak
lama kemudian Rasulullah SAW datang dan bertanya kepada mereka: “Mengapa
keluar pada waktu seperti ini.”
Dan
nyaris serentak keduanya menjawab: “Ya Rasulullah, rasa lapar yang memilin
perut kamilah yang membuat kami berada di sini.”
Rasulullah
SAW tersenyum dan berujar kepada mereka: “Demi DIA yang mengutusku dengan
kebenaran, akupun keluar karena sebab yang sama. Bangunlah kalian, mari kita
pergi ke rumah Abu Ayyub al-Anshari.”
Sesampainya
di rumah Abu Ayyub, Rasulullah dan sahabat beliau disambut oleh isteri Abu
Ayyub al-Anshari: “Selamat datang ya Nabiyallah dan juga orang-orang yang
bersamanya.”
“Kemana Abu Ayyub”, Rasulullah
bertanya kepada orang yang menyambut mereka.
“Wahai Rasulullah, Abu Ayyub sedang keluar sebentar untuk suatu
keperluan. Insya Allah sebentar lagi akan pulang.” Dan memang, beberapa sa’at kemudian Abu Ayyub
pulang, dan dengan rasa girang yang teramat sangat Abu Ayyub mempersilahkan
Rasulullah SAW dan kedua sahabat beliau untuk masuk dan duduk di dalam
rumahnya.
Untuk
menjamu tamunya, Abu Ayyub al-Anshari lalu menyembelih se-ekor kambing muda;
setengahnya dimasak dan setengahnya lagi dipanggang. Dan ketika Abu Ayyub
menghidangkan satu tangkai kurma Rasulullah SAW berkata kepada Abu Ayyub: “Hai
Abu Ayyub, untuk apa engkau memotong setangkai kurma, padahal yang mau diambil
hanya buahnya.”
Abu
Ayyub menjawab: “Wahai Rasulullah, saya ingin engkau makan kurma; baik yang
masih muda mau pun yang sudah matang.” Dan Rasulullah SAW hanya tersenyum mendengar
penuturan Abu Ayyub.
Sa’at
Abu Ayyub menghidangkan kambing yang sudah masak, beliau berkata: “Hai Abu
Ayyub, tolong engkau berikan apa yang kau hidangkan ini kepada puteriku
Fatimah, sebab sudah beberapa hari ini ia tidak memperoleh makanan seperti
ini.” Dan oleh karena hidangan itu
cukup banyak, maka Abu Ayyub mengantarkan sebahagiannya kepada Fatimah
sebagaimana yang diminta oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah
bersama Abu Bakar dan Umar menyantap hidangan yang disuguhkan Abu Ayyub
al-Anshari sampai mereka merasa kenyang. Dan dengan air mata yang tergenang di
pelupuk mata beliau, Rasulullah menyebutkan makanan yang telah mereka santap: “Roti,
daging kambing, kurma matang dan kurma muda.” Lalu beliau bersabda: “Demi
diriku yang ada di tangan-NYA, inilah nikmat yang akan diminta
pertanggunganjawabnya di hadapan Allah nanti pada hari kiamat.” Kemudian beliau lanjutkan dengan membaca ayat
terakhir dari surah At-Takatsur:
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan
(yang kamu peroleh pada hari ini)” (Q.S.At-Takatsur: 8)
Wallahua’lam
(Dipetik dan diedit dari terjemahan Al-Washaya
karya Abu Abdillah al-Harits ibnu Asad al-Muhasibi
rhmlh)
Bagansiapiapi, 3 Jumadil
Awal 1433 H / 26
Maret 2012.
KH.BACHTIAR AHMAD
No comments:
Post a Comment