Tuesday 1 May 2012

HARGA SEGELAS AIR (1)


oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
========================
Suatu hari Khalifah Harun Al-Rasyid mengundang Syaikh Abu As-Sammak ke istana dan meminta ulama ternama tersebut menasihatinya. Ketika sang ulama akan memulai pembicaraannya, masuklah salah seorang pelayan istana menghidangkan dua gelas air minum untuk mereka berdua. Tatkala minuman sudah terhidang dan Khalifah bersiap ingin meminumnya, berkatalah Abu Sammak: “Tunggu sebentar wahai khalifah. Demi Allah, aku ingin tuan menjawab pertanyaan yang kuajukan dengan sejujur-jujurnya.”

Mendengar perkataan sang ulama tersebut, Khalifah Harun Al-Rasyid menunda keinginannya untuk minum dan berkata kepada Abu Sammak: “Apakah yang ingin tuan tanyakan hai Abu?”

“Wahai khalifah, seandainya anda haus, tapi segelas air yang sudah berada ditangan anda itu, tak bisa anda minum dengan begitu saja. Kira-kira berapakah harga yang ingin anda bayarkan, agar air itu bisa anda minum?”, tanya Abu Sammak kepada Harun Al-Rasyid.

Khalifah pun menjawab: “Wahai tuan guru, kalau keadaannya sudah sedemikian berat dan pentingnya, maka aku sanggup membayarnya dengan setengah dari kerajaan dan kekuasaan yang kumiliki.”

Lalu Abu Sammak bertanya lagi: “Selanjutnya setelah air yang anda minum tersebut masuk kedalam tubuh anda, tapi ia tak lagi bisa dikeluarkan dan pada akhirnya akan mengganggu kesehatan anda, bahkan dapat mendatangkan kematian; berapakah harga yang sanggup anda bayar, agar air tersebut bisa dikeluarkan ?”

Sang Khalifah kemvbali menjawab: “Wahai Abu Sammak, jika hal itu terjadi, maka aku akan bayar dengan setengah  dari kerajaan dan kekuasaan yang masih kumiliki.”

Mendengar jawaban itu, sang ulama yang bijak itu lalu berkata kepada Harun Al-Rasyid: “Wahai khalifah, kalau sudah demikian keadaannya, tentulah seluruh kekayaan dan kekuasaan harganya tidaklah lebih besar dari  harga dari segelas air; maka sesungguhnya tak ada yang lebih berharga di sisi Allah selain dari keimanan dan ketakwaan yang kita miliki.”

Harun Al-Rasyid, sang Khalifah yang kekuasaannya meliputi beberapa Negara yang amat luas, serta memiliki kekayaan yang tak ternilai banyaknya itu, hanya mengangguk penuh arti membenarkan pelajaran yang diterimanya hari itu.
Wallahua’lam 

(dikutip dan diedit dari KISAH-KISAH SUFISTIK)

Bagansiapiapi, 9 Jumadil Akhir 1433 H /  1  Mei 2012
KH. BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.