Suatu
ketika salah seorang sahabat Rasulullah SAW merasa sangat kehausan. Tak lama
kemudian datang seseorang menyuguhkan segelas air dan juga segelas madu
kepadanya. Sahabat tersebut lalu memilih segelas air dan kemudian meminumnya.
Namun baru saja ia mencicipi air tersebut, sahabat tersebut menangis
sesunggukan dengan air mata yang bercucuran. Melihat keadaan itu salah seorang
sahabat yang lain bertanya, mengapa ia menangis sehebat itu. Dan apakah ia
menangis lantaran meminum air yang ada di dalam gelas tersebut.
Selang
beberapa saat setelah sang sahabat berhasil mengatasi tangisnya, ia pun
berkata:
“Benar,
aku menangis lantaran meminum segelas air yang diberikan kepadaku tadi. Sebab
aku teringat, bahwa pada suatu hari
ketika aku duduk di hadapan Rasulullah SAW dan tidak ada seseorangpun
selain dari diriku. Sejenak kemudian tiba-tiba saja Rasulullah SAW mendorong
dirinya sambil berkata: “Menjauhlah dari diriku”. Aku merasa heran dan bertanya kepada beliau: “Wahai
Rasulullah, kepada siapakah engkau bicara. Apakah aku harus menjauh dari dirimu
?” Rasulullah SAW lalu bersabda: “
Bukan, aku bicara kepada dunia, ia baru saja datang kepadaku dan menceritakan
tentang keistimewaan dan kegemerlapannya dan ia meminta agar aku mengambilnya;
dan akupun mejawab agar ia menjauh dariku. Namun sebelum ia menjauh dariku,
dunia itu berkata: “Hai Muhammad, jika engkau bisa selamat dariku, maka
generasi yang datang setelahmu tidak akan bisa bebas dari perangkapku.” Kemudian sang sahabat berkata kepada sahabat
yang bertanya kepadanya: “Itulah sebabnya aku menangis, karena aku takut
jangan-jangan air yang kuminum tadi adalah salah satu perangkap dunia bagi
diriku. Sebab bagaimanapun juga, kelak segelas air yang kuminum tadi akan diminta pertanggunganjawabnya
dan ia akan mengeluarkan aku dari barisan Rasulullah SAW.”
Al-Muhasibi berkata:
“Jika seorang sahabat menangis karena khawatir dunia akan memisahkannya dari
Rasulullah SAW, padahal kadar dunia itu
hanya seharga segelas air yang halal. Lalu bagaimana dengan kita ?” Wallahua’lam.
(Disarikan dan diedit dari “Hadis” yang
diriwayatkan oleh Al-Baihaqi; Ibnu Abi ad-Dunya; Al-Bazzar dan Al-Hakim
yang dinukil oleh Al-Harits Al-Muhasibi dalam Al-Washaya)
Bagansiapiapi, 16
Jumadil Akhir 1433 H / 8 Mei 2012
KH.BACHTIAR AHMAD
No comments:
Post a Comment