Tuesday 8 May 2012

HARGA SEGELAS AIR (3)


Suatu ketika salah seorang sahabat Rasulullah SAW merasa sangat kehausan. Tak lama kemudian datang seseorang menyuguhkan segelas air dan juga segelas madu kepadanya. Sahabat tersebut lalu memilih segelas air dan kemudian meminumnya. Namun baru saja ia mencicipi air tersebut, sahabat tersebut menangis sesunggukan dengan air mata yang bercucuran. Melihat keadaan itu salah seorang sahabat yang lain bertanya, mengapa ia menangis sehebat itu. Dan apakah ia menangis lantaran meminum air yang ada di dalam gelas tersebut.

Selang beberapa saat setelah sang sahabat berhasil mengatasi tangisnya, ia pun berkata:

“Benar, aku menangis lantaran meminum segelas air yang diberikan kepadaku tadi. Sebab aku teringat, bahwa pada suatu hari  ketika aku duduk di hadapan Rasulullah SAW dan tidak ada seseorangpun selain dari diriku. Sejenak kemudian tiba-tiba saja Rasulullah SAW mendorong dirinya sambil berkata: “Menjauhlah dari diriku”.  Aku merasa heran dan bertanya kepada beliau: “Wahai Rasulullah, kepada siapakah engkau bicara. Apakah aku harus menjauh dari dirimu ?”  Rasulullah SAW lalu bersabda: “ Bukan, aku bicara kepada dunia, ia baru saja datang kepadaku dan menceritakan tentang keistimewaan dan kegemerlapannya dan ia meminta agar aku mengambilnya; dan akupun mejawab agar ia menjauh dariku. Namun sebelum ia menjauh dariku, dunia itu berkata: “Hai Muhammad, jika engkau bisa selamat dariku, maka generasi yang datang setelahmu tidak akan bisa bebas dari perangkapku.”  Kemudian sang sahabat berkata kepada sahabat yang bertanya kepadanya: “Itulah sebabnya aku menangis, karena aku takut jangan-jangan air yang kuminum tadi adalah salah satu perangkap dunia bagi diriku. Sebab bagaimanapun juga, kelak segelas air  yang kuminum tadi akan diminta pertanggunganjawabnya dan ia akan mengeluarkan aku dari barisan Rasulullah SAW.”

Al-Muhasibi berkata: “Jika seorang sahabat menangis karena khawatir dunia akan memisahkannya dari Rasulullah SAW, padahal kadar  dunia itu hanya seharga segelas air yang halal. Lalu bagaimana dengan kita ?”  Wallahua’lam.

(Disarikan dan diedit dari “Hadis” yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi; Ibnu Abi ad-Dunya; Al-Bazzar dan Al-Hakim yang dinukil oleh Al-Harits Al-Muhasibi dalam Al-Washaya)

Bagansiapiapi, 16 Jumadil Akhir 1433 H / 8 Mei 2012
KH.BACHTIAR  AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.