Friday 11 May 2012

HASAD


oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
========================

Salah satu penyakit hati yang sangat ganas, yang sangat dibenci oleh Allah dan rasul-Nya adalah “hasad”, yang secara umum maknanya adalah perasaan “dengki” yang tumbuh dan berada dalam diri dan jiwa seseorang. Dan oleh karena sangat dan berbahaya serta  ganasnya penyakit dengki inilah, Allah SWT telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk selalu memohon perlindungan sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam firman-Nya:


Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh; dari kejahatan makhluk-Nya; dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita; dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul; dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.”  (Q.S.Al-Falaq: 1-4)

Dan oleh karena bahayanya itulah Rasulullah SAW mengingatkan “umat beliau” untuk tidak saling mendengki sebagaimana sabda beliau:

“Janganlah kalian saling mendengki, saling menfitnah (untuk suatu persaingan yang tidak sehat), saling membenci, saling memusuhi dan jangan pula saling menelikung transaksi orang lain. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslimnya yang lain, ia tidak menzaliminya, tidak mempermalukannya, tidak mendustakan-nya dan tidak pula melecehkannya. Takwa tempatnya adalah di sini (seraya Nabi SAW menunjuk ke dadanya tiga kali). Telah pantas seseorang disebut melakukan kejahatan, karena ia melecehkan saudara muslimnya. Setiap muslim atas sesama muslim yang lain adalah haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.”  (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra).

Akan tetapi sudah diperingatkan sedemikian rupa, penyakit iri dan dengki tersebut tetap saja mewabah di kalangan umat (Islam; khususnya di Indonesia) tak terkecuali apakah ia seorang politisi; pejabat negeri; ilmuwan bahkan tak sedikit pula tokoh-tokoh agama (para ulama) yang menampakkan prilaku buruknya  karena adanya iri dan dengki yang bersemayam di dalam dada mereka.
Secara umum dengki gejala utama penyakit dengki itu adalah, tumbuh dan adanya perasaan benci dan tidak senang terhadap orang lain yang memiliki kenikmatan atau keutamaan yang melebihi dirinya. Walaupun adakalanya ia sendiri memiliki kenikmatan atau kesenangan yang lebih banyak dari orang yang dibencinya itu. Bak kata orang sekarang, penyakit dengki itu sama dengan penmyaklit “SMS” yakni: “Susah  Melihat (orang)  Senang; Senang Melihat (orang) Susah.”  Salah satu gejala penyakit dengki yang dalam istilah agama  disebut dengan istilah “syamatah.

Dan penyakit  dengki itu semakin mewabah dan terlihat jelas  dalam dalam kehidupan dunia modern yang serba materialistis ini; Dimana semua keberhasilan dan pencapaian seseorang diukur dengan uang dan materi duniawi. Contohnya bisa kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari, dimana sering kita lihat ada orang yang dengki kepada kawannya yang baru naik jabatan, dengki kepada tetangga yang baru saja beli mobil; dengki kepada saudara yang berhasil mendidik anak-anaknya; bahkan dengki kepada orang yang dianggapnya lebih alim dan ta’at dari dirinya.

Menurut keadaan yang ada para ulama membagi penyakit dengki tersebut secara bertingkat-tingkat:

Pertama, ada pendengki yang berusaha menghilangkan nikmat yang diperoleh orang yang didengkinya, dengan ucapan seperti fitnah dan perbuatan, meskipun dia tidak mengharapkan nikmat tersebut pindah kepada dirinya.

Kedua, ada pendengki yang selain berusaha menghilangkan nikmat dari orang yang didengkinya, ia juga berusaha memindahkan nikmat tersebut kepada dirinya.

Kedua macam dengki ini digolongkan kepada sifat  dengki yang sangat tercela dan dapat menyeret pelakunya kepada dosa besar.

Yang ketiga, iri hati atau dengki yang tidak menginginkan nikmat itu hilang dari kawannya, tetapi ia berusaha keras bagaimana mendapatkan nikmat semacam itu. Dalam hal ini ada pendapat yang mengatakan, bahwa jika nikmat itu bersifat duniawi, maka tidak ada kebaikannya sama sekali. Akan tetapi jika nikmat itu bersifat ukhrawi, maka ia adalah kebaikan. Dan inilah yang dinamakan ghibthah (keinginan yang mendorong seseorang untuk melaksanakan kebajikan-kebajikan akhirat).

Yang ke-empat, orang yang dengki atau iri hati pada orang lain. Akan tetapi kedengkiannya tidak dilanjutkannya kepada perbuatan atau perkataan, melainkan dipendamnya sendiri di dalam hatinya. Dan menurut Al-Hasan jenis dengki atau iri hati ini tidaklah berdosa. Sebab  ia merupakan lintasan hati yang berasal dari syaitan yang selalu menggoda manusia. Akan tetapi menurut beliau keadaan ini jauh jika dilawan dan dihilangkan. Sebab jika terus menerus dibiarkan dapat berubah kepada jenis penyakit hati yang lebih berbahaya.
Adapun penyebab utama timbulnya penyakit dengki dan iri hati di dalam diri manusia adalah karena kecintaan kepada dunia yang berlebih-lebihan. Dan biasanya tumbuh lantaran adanya satu keinginan atau satu tujuan terhadap sesuatu; Baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang yang didengkinya.  Pada akhirnya penyakit dengki yang tumbuh di dalam diri seseorang tersebut akan menyeretnya pula pada beberapa kondisi  atau penyakit jiwa yang sangat merusak diri, di antaranya ialah:

Pertama, akan timbul konflik; persaingan tidak sehat dan permusuhan, karena seseorang yang dijangkiti penyakit dengki akan selalu menganggap orang-orang yang melebihi dirinya adalah musuhnya.

Kedua, tumbuhnya perasaan ta'azzuz (merasa paling mulia). Ia keberatan bila ada orang lain melebihi dirinya. Ia takut bila koleganya mendapatkan kekuasaan, pengetahuan atau harta yang bisa mengungguli dirinya.

Ketiga, takabbur atau sombong. Ia memandang remeh orang lain dan karena itu dia ingin agar dipatuhi dan diikuti perintahnya. Ia takut bila orang lain memperoleh nikmat, berbalik dan tidak mau tunduk padanya.

Keempat, merasa ta'ajub dan heran terhadap kehebatan dirinya.

Kelima, takut mendapat saingan. Bila seseorang menginginkan atau mencintai sesuatu maka ia khawatir kalau mendapat saingan dari orang lain, sehingga tidak terkabullah apa yang ia inginkan. Karena itu, setiap kelebihan yang ada pada orang lain selalu ia tutup-tutupi.

Keenam, ambisius dalam hal kepemimpinan (hubbur riyasah). Hubbur riyasah dengan hubbul jah (senang pangkat-kedudukan) adalah saling berkaitan. Ia tidak menoleh terhadap kelemahan dirinya, seolah-olah dirinya tak ada tolok bandingnya.

Ketujuh, kikir dalam hal kebaikan terhadap sesama hamba Allah. Ia gembira jika disampaikan kabar padanya bahwa si fulan tidak berhasil dalam usahanya. Sebaliknya, ia merasa sedih jika diberitakan, si fulan telah berhasil mencapai kesuksesan dan kepangkatan yang dicarinya.

Selain hal-hal di atas, mungkin masih ada hal-hal lainnya yang sangat membahayakan diri dan jiwa seseorang. Akan tetapi paling tidak, inilah beberapa hal  yang paling banyak terjadi, jika seseorang dijangkiti penyakit dengki.
Sebagaimana yang telah disampaikan di awal tulisan ini, maka jelas Allah SWT dan rasul-Nya menyebutkan bahwa dengki adalah penyakit yang paling bahaya dalam kehidupan, yang dapat menggerogoti iman seseorang, yang pada akhirnya akan melemparkannya ke dalam “neraka jahannam”. Hal yang demikian ini dapat kita simak dari banyaknya penjelasan dan peringatan Allah SWT di dalam Al-Qur’an tentang penyakit “hasad atau dengki” tersebut.  Dan salah satu contoh yang paling utama adalah bagaimana kedengkian Iblis laknatullah kepada Adam alaihis-salam, sehingga pada akhirnya menjadikan Iblis laknatullah durhaka kepada Allah SWT; kasus putra-putranya Nabi Adam a.s (Habil dan Qabil) serta  kasus kedengkian saudara-saudaranya terhadap Nabi Yusuf a.s sebagaimana yang diterangkan Allah SWT dengan firman-Nya:

“Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada kisah Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang yang beriman. // yaitu ketika mereka berkata: “Sesungguhnya yusuf dan saudara kandungnya lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita ini adalah satu golongan yang kuat. Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata. // Bunuhlah Yusuf atau buanglah ia ke daerah yang tqak dikenal, supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik.”  (Q.S.Yusuf: 7-9)

Mudah-mudahan Allah menolong kita dengan hidayah dan inayah-Nya, sehingga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang memiliki penyakit iri dan dengki. Wallahua’mam.

Bagansiapiapi,  19  Jumadil  Akhir  1433  H. /  11   Mei   2012
KH.BACHTIAR  AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.