Wednesday 13 June 2012

NASIHAT ABU DZARR AL GIFFARI r.a


Suatu hari Abu Dzarr al-Giffari r.a  menerima sepucuk surat dari seseorang, karena beliau dinilai sebagai salah seorang sahabat  Rasulullah SAW yang memiliki akhlak mulia. Dan lantaran kedudukannya yang sangat dekat di sisi Rasulullah SAW, maka Abu Dzarr juga dipandang  memiliki pengetahuan yang luas tentang hadits-hadis Rasulullah SAW; nasihat dan hikmah yang senantiasa disampaikan Rasulullah kepadanya.  Si pengirim surat  meminta kepada Abu Dzarr agar berkenan membalas surat dan sekaligus memberinya nasehat. 

Abu Dzar dengan segala senang hati mengabulkan apa yang diminta oleh si pengirim surat. Dalam surat balasannya  Abu Dzarr memberi nasehat yang cukup pendek: “Janganlah kamu memusuhi dan berbuat buruk kepada orang yang kamu muliakan dan yang kamu  cintai.”

Si pengirim surat yang menerima balasan dari Abu Dzarr tersebut menjadi bingung, lantaran ia tidak memahami makna pesan yang tersirat dan tersurat dari Abu Dzarr tersebut. Hati kecilnya berkata: “Demi Allah pesan ini terlalu jelas untuk dipahami. Apakah mungkin orang akan berbuat buruk pada yang dicintainya. Ini sesuatu yang mustahil, sebab tak ada yang mau berbuat jahat untuk yang dicintai-nya. Bahkan sebaliknya, orang pasti akan relah bertaruh nyawa untuk membela yang dicintainya.”

Lantaran merasa tidak  puas dengan balasan yang diterimanya, maka ia  kembali mengirimkan surat kepada Abu Dzarr untuk meminta penjelasan yang lebih lengkap. Menjawab permintaan si pengirim surat tersebut Abu Dzarr lalu membalas dengan menerangkan:

“Sebenarnya yang kumaksudkan dengan orang yang paling kamu muliakan dan yang kamu  cintai itu adalah dirimu sendir. Bukan orang lain. Karena kebanyakan orang lebih mencintai dirinya sendiri melebihi cintanya kepada orang lain. Itu sebabnya saya katakan, jangan berbuat buruk kepada yang kamu muliakan dan yang kamu cintai. Artinya adalah, janganlah kau perlakukan buruk dirimu. Sebab sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa apapun yang dilakukan oleh seseorang, maka  segala akibatnya akan kembali kepada dirinya sendiri, bukan kepada orang lain. Jadi kalau berbuat buruk dan melakukan dosa, maka dirimulah yang menanggung segala akibatnya yang buruk. Oleh sebab itu muliakanlah dan sayangilah dirimu dengan sebaik-baiknya, agar engkau tetap dimuliakan dan disayangi oleh Allah SWT.”  Wallahua’lam.
                                                                                                  (Dipetik dan disarikan dari Kisah-kisah Sufistik)

 Jakarta, 23  Rajab  1433 H  /  13  Juni 2012
KH.BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.