Tuesday 26 June 2012

PERBANYAKLAH HARTAMU


oleh: KH.BACHTIAR AHMAD
=======================
 
Bagaimanapun juga  “mukmin”  yang kaya raya; yang memiliki harta; jauh lebih baik dan memiliki banyak keutamaan dalam hal mengabdi dan beribadah kepada Allah dibandingkan dengan orang-orang yang miskin. Hal ini tersirat dan tersurat dalam pernyataan Rasulullah SAW wbagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits:

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, bahwa orang-orang fakir miskin datang kepada Nabi SAW, mereka mengeluh dan me-ngatakan: “Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong semua pahala dan tingkat-tingkat tinggi (di surga) dan kebahagiaan yang abadi. Mereka shalat dan puasa sebagaimana yang kami lakukan, tetapi mereka mempunyai harta untuk berhaji; berumroh; berjuan dan bersedekah (berzakat).”  Maka Rasulullah SAW lalu berkata: “Sukakah kamu saya ajarkan sesuatu yang dapat mengejar orang-orang yang telah   mendahuluimu  dan   orang-orang  yang  kemudian; dan tidak ada orang yang lebih utama daripada kamu, kecuali jika mereka berbuat seperti yang kamu lakukan.” Mereka menjawab: Baiklah ya Rasulullah.”  Rasulullah SAW besabda: “Bacalah tasbih (Subhanallah; tahmid (Alhamdulillah) dan takbir (Allahu Akbar) tiap selesai shalat masing-masing 33x.” Maka tak lama kemudian orang-orang miskin tersebut kembali kepada Rasulullah SAW dan berkata: “Ya Rasulullah, saudara-saudara kami yang kaya-kaya telah mendengar itu, maka merekapun berbuat seperti yang kami lakukan.” Rasulullah SAW bersabda: “Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki dari hamba-hamba-Nya.”  (H.R. Muttafaq ‘alaihi)

Dan oleh karena hal yang demikian inilah,  Allah SWT  tidak melarang kita untuk mencari kebahagiaan dunia (harta), sebagaimana firman-NYA:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”  (Q.S. Al-Qashash: 77)

Bahkan sebagaimana yang termaktub di dalam Al-Qur’an, kepada  kita telah diajarkan “do’a” yang berkaitan dengan hal itu:

“Ya Tuhan kami, anugerahilah kami kebahagiaan di dunia dan keba-hagiaan negeri akhirat dan peliharalahkami dari siksa neraka.”  (Q.S. Al-Baqarah: 201)

Seeorang yang memiliki harta yang banyak tentulah memiliki kesempatan yang lebih besar untuk “beramal ibadah”  dan membela agama Allah, sebagaimana yang telah diteladani oleh para sahabat Rasulullah SAW  yang mulia seperti Abu Bakar; Umar: Utsman; Abdur Rahman bin Auf r.a  dan yang lain-lainnya itu, yang menggunakan seluruh harta benda mereka untuk “jihad fi sabilillah”. Jadi hal semacam inilah yang patut kita teladani; Bahwa kita cari dan kumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk kepentingan (agama) Allah. Dan insya Allah kondisi inilah yang akan bisa mengantarkan kita ke tempat yang lebih baik, dibandingkan dengan orang-orang beriman yang hidupnya miskin dan pas-pasan, sebagaimana yang digambarkan dalam hadits Rasulullah SAW yang telah disampaikan di awal tulisan ini.

Dan satu hal lagi adalah, bahwa salah satu tanda ketakwaan kepada Allah adalah dengan cara memberikan nafkah (harta yang dimiliki) kepada yang lain, sebagaimana yang diterangkan Al-Qur’an:

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke Timur atau ke Barat itu suatu kebaktian; Akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah; hari kemudian; malaikat-malaikat; kitab-kitab; nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya; anak-anak yatim; orang-orang miskin; musafir yang memerlukan pertolongan; dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya;mendirikan shalat; dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya bila ia berjanji; dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan; penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar imannya dan mereka itulah orang yang bertakwa.”  (Q.S.Al-Baqarah: 177)

Jadi silahkan berusaha memperbanyak harta untuk meningkatkan amaliah akhiratmu dengan memperhatikan aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya. Sebab menurut Al-Ghazali secara umum makna dari firman Allah SWT yang menyatakan: “…dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi…” sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam ayat 77 surah Al-Qashash yang dipetikkan di atas adalah, untuk mencari dan mendapatkan harta atau kesenangan hidup duniawi, janganlah merusak tatanan kehidupan yang ada; baik dengan cara melanggar aturan-aturan  Allah dan Rasul-Nya serta aturan hidup yang sudah disepakati, maupun dengan merusak lingkungan (alam) kehidupan yang sudah sedemikan baiknya diatur dan ditata oleh “Sang Khaliq”; Allah SWT.

Disamping itu patut diperhatikan dan dicamkan adalah; bagaimanapun juga sedikit harta yang diperoleh dengan cara halal lebih bernilai dari banyaknya harta yang didapatkan dari jalan yang haram. Wallahua’lam.

Jakarta,   01  Sya’ban   1433  H  /  21  Juni   2012
KH.BACHTIAR  AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.