Friday 23 November 2012

MENGHARAP UJIAN ALLAH



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Adanya harapan dan keinginan  seseorang untuk  mendapatkan segala fasilitas kenikmatan hidup  di dunia yang fana ini, adalah suatu hal yang sangat lumrah. Sebab keadaan yang demikian itu  sejak awal memang telah diciptakan Allah sebagai bagian dari fitrah manusia.  Dan hal itu tersirat dalam firman Allah SWT:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Q.S.Ali ‘Imraan: 14)

Siapapun manusianya pastilah memiliki harapan dan angan-angan untuk meraih kenikmatan dunia.  Bahkan orang yang kita anggap gila sekalipun tetap memiliki harapan dan angan-angan yang demikian. Walaupun mungkin situasi dan kondisinya berbeda dengan orang yang waras. Apalagi dalam hal ini Allah SWT telah pula mengisyaratkan tentang kebolehan seseorang mencari kebahagiaan duniawinya sebagaimana firman-Nya:

“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?.  Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.”  Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (Q.S.Al-A’raaf: 32)

Sementara dalam ayat yang lain Allah SWT menegaskan:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”  (Q.S. Al-Qashash: 77)

Akan tetapi kendatipun demikian adanya, manusia tentunya tidak boleh lupa bahwa hakikat atau tujuan pokok daripada penciptaan dan pemberian kenikmatan hidup duniawi tersebut  adalah semata-mata sebagai salah satu alat untuk menguji mereka sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (Q.S.Al-Kahfi: 7)

Oleh sebab itu ketika semakin besar dan semakin banyak Allah mengabulkan dan mewujudkan  harapan dan keinginan kita akan kenikmatan hidup dunia ini, maka akan semakin besar pula ujian yang akan kita hadapi. Dan oleh hal yang demikian inilah, maka hendaknya kita selalu sadar dan memahaminya,  sehingga pada akhirnya  kita bisa menjadikan dan memanfaatkan semua yang dianugerahkan Allah SWT tersebut sebagai sarana dan prasarana untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dan lebih kekal sifatnya, lantaran apa yang kita nikmati di dunia ini hanyalah bersifat sementara sebagaimana firman Allah yang disampaikan Musa a.s kepada kaumnya:

“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (Q.S. Al-Mu’min: 39)

Hendaklah kita ingat,bahwa semua yang kita miliki; semua yang ada di sisi kehidupan dunia kita akan musnah dan yang di sisi Allah sajalah yang akan tetap kekal selamanya sebagaimana yang ditegaskan Allah dengan firman-Nya:

 “Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. dan Sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”   (Q.S.An-Nahl: 96)

Hidup yang kita jalani di dunia ini waktunya sangat terbatas; kita boleh saja memiliki harapan dan angan-angan yang panjang, yang disertai pula dengan usaha yang keras  untuk mewujudkan harapan dan keinginan tersebut. Akan tetapi jangan lalai dan lengah sedikitpun, sebab disaat-saat kita terlena dalam mimpi-mimpi yang indah dan dibuai oleh khayalan hidup yang manis, maka bisa jadi di saat itulah “sang maut” menyergap kita dan mengantarkan kita pada ujung kehidupan yang bernama kematian. Wallahua’lam.

Bagansiapiapi, 9 Muharram 1434 H / 23 Nopember 2012
KH.BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.