Friday 10 May 2013

KELEMBUTAN ISLAM



oleh: KH.Bachtiar Ahmad
=====================
Ketika Salahuddin Al-Ayyubi sedang asyik-asyiknya memberikan wejangan kepada anggota pasukannya, tiba-tiba saja seorang perempuan kafir masuk dan berteriak-terian dengan lantangnya di pintu kemah tempat di mana Salahuddin berkumpul dengan pasukannya. Sehingga suasana yang tertib dab khidmat itu berubah menjadi gaduh. Dan melihat keadaan itu, beberapa anggota pasukan Salahuddin berdiri dan dengan sigapnya menangkap si perempuan dan berusaha menariknya keluar dan menjauh dari perkemahan, tapi Salahuddin mecegah mereka dan memberi isyarat, agar si perempuan dihadapkan kepadanya.

Setelah perempuan itu berada di hadapannya, Salahudin lalu bertanya apa maksud si perempuan berteriak-teriak dan membuat gaduh di tempatnya. Dengan nada marah dan ketus perempuan tersebut berkata kepada Salahuddin: “Wahai tuan yang terhormat, anakku sudah diculik oleh pasukan tuan, sedangkan suamiku, sebagai satu-satunya orang yang bertanggung jawab untuk menafkahi aku dan anak-anak kami, telah tuan tahan sebagai tawanan perang. Padahal keikut sertaan suamiku dalam perang hanyalah karena terpaksa, demi membela dan mempertahankan tanah kelahirannya.  Selanjutnya setelah mendengar perkataan perempuan itu, Salahuddin lalu memerintahkan prajuritnya untuk membebaskan suami dan mencari anak yang diculik serta  mengembalikan mereka kepada perempuan kafir tersebut. Dan kepada perempuan tersebut Salahuddin berkata: “Wahai ibu yang baik, kami datang dan memerangi negeri anda bukan untuk menjajah, melainkan untuk menegakkan hukum Allah sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kami. Islam tidak mengajarkan kejahatan melainkan akhlak yang mulia  dan sangat menghormati serta bertoleransi penuh kepada siapa saja, selama ia tidak memusuhi dan menyerang kemuliaan Islam. Islam bukanlah agama perusak, melainkan agama yang memberikan rahmat untuk alam semesta ini.” Lalu Salahuddin membacakan firman Allah SWT:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan (dunia) itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Q.S. Ali ‘Imran: 159)

Salahuddin juga berujar kepada perempuan tersebut: “Kami juga tidak memaksa seseorang untuk memeluk agama (Islam) yang kami yakini sebagaimana yang Allah dan Rasul-Nya ajarkan kepada kami melalui firman Allah SWT:  

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 256)

Mendengar penjelasan Salahuddin itu, si perempuan kafir tersebut lalu berkata: “Alangkah indahnya agama tuan dan itu telah tuan buktikan sendiri dengan kemuliaan akhlak yang tuan miliki. Saya mohon ma’af atas kekasaran yang telah saya lakukan tadi, sekarang di hadapan tuan; saya, suami dan anak-anak kami, dengan sukarela ingin masuk dan menjadi pemeluk agama tuan, tuntunlah kami semuanya untuk keinginan kami tersebut.”

Akhirnya dengan tuntunan Salahudin Al-Ayyubi, perempuan kafir itu beserta suami dan anak-anak mereka, “bersyahadat” dan menyatakan keislaman mereka. Wallahua’lam.

(dinukil dan diedit dari Kisah-Kisah Sufistik)

Jakarta, 29 Jumadil Akhir 1434 H / 10 Mei 2013
KH.BACHTIAR AHMAD

No comments:

Post a Comment

Sekapur Sirih

Bagi yang berminat dengan tulisan yang ada, silahkan dicopy agar dapat berbagi dengan yang lain sebagai salah satu upaya kita untuk menunaikan “amar ma’ruf nahi munkar” yang diperintahkan Allah SWT.